Gambar:Reuters Sebagaimana telah disampaikan dalam berbagai aksi damai yang dilancarkan oleh Ikhwaanul Muslimin bahwa mereka akan terus melakukan aksi damainya di Mesir sampai Presiden terguling Muhammad Mursi dikembalikan kepada kekuasaannya semula,karena itulah pemerintahan yang legal hasil pemilu tahun 2011.Karena junta militer belum menaggapinya,sehingga hari Jum'at malam 2 Agustus 2013 puluhan ribu pendukung Presiden terguling Muhammad Mursi berunjuk rasa diseluruh Cairo,ibukota Mesir. Meskipun rejim semntara pimpinan Adly Mansour mengumumkan lewat jaringan TV nasional akan menindak keras setiap aksi itu,tetapi puluan ribu pendukung Mursi melawan perintah dengan melakukan aksi duduk di depan mesjid Rabaa Al Adawiyah,Nastr City Cairo.Menurut laporan Voa Sabtu 3 Agustus 2013 salah seorang pimpinan dari kubu Islams nebegaskan bahwa mereka akan berjunag sampai mati untuk mempertahankan wibaya kedaulatan Mesir dengan memulihkan kembali kekuasaan Muhammad Mursi yang di gulingkan oleh Junta Militer pimpinan Jenderal Abdul Fattah El Sisi Rabu 3 Juli 2013. Puluhan ribu para pendukung Presiden terguling Muhammad Mursi menuding Jenderal Aldul Fattah El Sisi sebagai"perampok"kekuasaan Presiden Muhammad Mursi,karenanya rejim transisi yang diangkat oleh junta militer juga ilegal bukan hasil pemilu.Oleh sebab itu para pendukung presiden terguling Muhammad Mursi terus melancarkan aksi damainya sampai rejim ilegal itu menyerahkan kembali kekuasaannya kepada Mursi sebagai Presiden Mesir hasil pemilu tahun 2011 lalu. Presidsen Barak Obama telah mengutus utusannya ke Cairo,untuk mendesak rejim sementara supaya secera menuyerahkan kekuasaannya secara demokrasi kepada sipil.Dan utusan AS kali ini adalah Menlu John Kerry untuk melan jutkan agenda yang dibahas Wakil Menlu William Burn bersama Adly Mansou minggu lalu.Kunjungan Menlu AS John Kerry tersebut seteklah menegaskan keberfihakannya kepada junta Militer,bahwa apa yang dilakukan Jenderal Abdel Fattah El Sisi bukan kudeta akan tetapi sebagai upaya pemulihan demokrasi tuntutan jutaan rakyat Mesir. Keberfihakan AS kepada Junta militer dan oposisi yang liberalis sekuler itu sudah diperkirakan sebelumnya,sehingga Washington sejauh ini belum pernah menemui para elite Ikhwanul Muslimin . Sementara Kepala Urusan Luar Negeri EU Catherina Ashton sudah menemui presiden terguling Muhammad Mursi di lokasi yang dirahasiakan,sehingga kemungkinan besar EU akan menjadi penengah dalam mengentaskan krisis politik Mesir bweresama AS.Semoga saja upaya yang positif itu akan berdampak posisitif pula bagi kawasan itu.Agak aneh juga jika belum terdengar suara dari negara-negara OIC terkait masalah Mesir tersebut. Ada apa dengan negara-negara OIC itu ? bahkan beberapa negara anggota OIC memperlihatkan keberpihakannya ke kubu junta dan oposisi seperti Arab Saudi,Kuweit,Bahrain dan Qatar . Sedangkan Tirki,Republik islam Iran mendukung Mursi.lalu Indonesia yang kononnya mayoritas muslim terbesar dunia dan terikat emosional Historia dengan Mesir belum kelihatan langkah-langkah kongkritnya . Padahal Mesir salah satu negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia ,serta Mesir-Indonesia juga perintis GNB ,pendukung utama Konferensi Asia Afrika di bandung tahun 1955 tersbut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H