Lihat ke Halaman Asli

Nurdin

Guru Sejarah

UN Wilayah Barat Bermasalah,Wilayah Tengah di Tunda dan Wilayah Timur ?

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1366037255340361976

GambarSumbernya:Antara Memang secara umum penyelengaraan UN di sekolah saya mengabdi selama ini  di Kota Bandung Alhamdulillah  berjalan  lancar dan mulus pada hari pertama,meskipun berita acaranya sempat membingungkan juga karena timbal balik berbeda dari bisanya .Dari  rencananya  20 paket  naskah soal ,tetapi kami hanaya kebagian  hanya  5 paket saja meskipun  rombel sempat gemetaran juga beberapa saat sampai pengawas  membantunya untuk membimbing dalam proses pengiusisian identitasnya. Pada hari pertama UN dengan sukses  telah  kami laluinya dnegan  baik  mudahan saja esok dan selanjutnya juga akan  berlangsung lebih baik lagi.Namun demikian saya  memantau juga proses penyelengaraan di daerah lainnya  yang disiarkan oleh  media  elektronika dan juga diliput oleh berbagai media cetak sungguh memprihatinkan ,yang menyebabkan  semakin menambah beban stressnya rombel di  sekolah tersebut. Di Propinsi jawa barat saja  ada yang menghadaapi berbagai masalah terkait penyelengaraan UN itu, sehingga membebabi  rombel yang sebelumnya juga sudah terbebani tersebut.Sementara di Deli Serdang  dan kabupaten Mandailing Natal para pengawas,polisi harus memperbanyak  naskah soal UN dengan memfoto kopi karena ribuan peserta UN  tidak kebagian  naskah soal itu.Sedangkan di Denpasar  naskah-naskah soal UN tercecer,dan lebih parah lagi di 11 Propinsi di Indonesia  tengah bahkan UN-nya  harus di tunda . Kinerja Mendikbud sangat amburadul meskipun sebelumnya sudah menjanjikan bahwa penyelenggara UN akan dilaksanakan tepat waktu,tetapi yang terjadi justeru sebaliknya sanagat ceroboh yanag  sekiranaya ahal itu terjadi diluar negeri Mendikbudnya  akan segera mengundurkan diri tidak perlu  mencari  alasan -alasan tertentu.Akan tetapi Indonesia memang  sangat aneh,tidak ada pejabatnya mundur meskipun berbagai  kinerjanya sangat memalukan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mestinya memberi contoh yang baik kepada bawahannya,akan tetapi justeru dia sendiri ,akan tetapi  justeru dia sendiri yang  melakukan suatu keblunderan yang sangat memalukan.Padahal penyelengaraan UN tersebut sudah sejak lama menimbulkan polemik sehingga MK membataalkan penyelengaraan UN itu namun entah karena siapa dan untuk apa Mendikbud  malah ngotot terus  mau menyelengarakan UN itu. Kami guru dilapangan  pontang-panting dibuatnya,kurikulum yang  lalu belum tuntas  kurikulum baru  sudah di gulirkan dan tahun pelajaran baru ini harus dilaksanakan.padahal  perlu suatu persiapan yang sanagat matang karena tidak semua guru memiliki  kompetensi sebagaimana yang di anjurkan oleh kurikulum 2013  itu .Sebelumnya Mendikbud juga  melakukan  sejumlah kelalaian sehingga tunjangan profesi guru tahun  2012 lalu  terdapat potongan sampai dua bulan tidak di bayar sampai sekarang , dengan alasan tanpa pengawasan yang ketat. Kmeudian dibeberapa sekolah juga diketemukan LKS yang bergambar foto-foto artis   atau  gambar-gambar Nabi ataupun ceritera -ceritera yang justeru kontra produktif dengan  proses belajar mengajar ,padahal buku-buku tersebut merupakan bantuan dari dana Bos .Bukan hanya Diknas tetapi Depag juga sama saja,yang memperlihatkan bahwa mereka yaang berkerja di dunia pendidikan Indonesia tidak  tekun , telaten  dan tidak pula profesionbal dalam bidangnya.Meskipun sekolah-sekolah yang berlabel RSBI sudah dibubarkan,tetapi bentuk-bentuknya masih  jalan yang  memperlihatlkan ketidak seriusan rejim ini dalam membina generasi muda harapan bangsa . Memang  belum diketahui keadaan UN di Indonesia bagian timur ,tetapi bisa diperkirakan tidak akan lebih baik dari penyelenggaraan   di wilayah Indonesia bagian barat meskipun tidak separah dengan Indonesia bagian tengah  .Terkait masalah itu maka aparat terkait perlu meninjau ulang penyelengaraan UN itu ,dan  jika diperlukan UN karena alasannya untuk pemetaan pendidikan di Indonesia boleh jadi kami sebagai Guru dilapangan perlu mempertanyakan pemerataan dan kesetaraan  kelengkapan berbagai fasilitas sekolah tersebut sudah sama baiknya di seluruh Indonesia untuk meraih prestasi yang baik pula . Keamburadulan penyelenggaraan UN  ini semoga menjadi suatu pembelajaran bagi pihak-pihak terkait  , jangan hanya ngoceh di atas sana   tanpa  mau mengunjungi daerah-daerah yang jauh dari jakarta atau kota besar lainnya.Janganlah guru-guru yang selalu  dijadikan kuda beban,yang sekiranya  mengalami sejumlah kegagalan segera di salahkan tetapi sekiranya berhasil justeru yang diatas sana yang membanggakan diri. Moga saja cukup sekali ini saja Mendikbud melakukan keblunderan tersebut ,padahal UN itu bukanlah yang pertama diselenggarakan,tetapi anehnya makin kesininya  justeru semakin  acak-acakan .Bukanlah  suatu kekurangan masa  lalu bisa  menjadi suatu pembelajaran hingga kedepannya makin baik.Kita harapkan hal yang  memalukan ini tidak akan terulang kembali.Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline