GambarSumbernya:Antara Memang secara umum penyelengaraan UN di sekolah saya mengabdi selama ini di Kota Bandung Alhamdulillah berjalan lancar dan mulus pada hari pertama,meskipun berita acaranya sempat membingungkan juga karena timbal balik berbeda dari bisanya .Dari rencananya 20 paket naskah soal ,tetapi kami hanaya kebagian hanya 5 paket saja meskipun rombel sempat gemetaran juga beberapa saat sampai pengawas membantunya untuk membimbing dalam proses pengiusisian identitasnya. Pada hari pertama UN dengan sukses telah kami laluinya dnegan baik mudahan saja esok dan selanjutnya juga akan berlangsung lebih baik lagi.Namun demikian saya memantau juga proses penyelengaraan di daerah lainnya yang disiarkan oleh media elektronika dan juga diliput oleh berbagai media cetak sungguh memprihatinkan ,yang menyebabkan semakin menambah beban stressnya rombel di sekolah tersebut. Di Propinsi jawa barat saja ada yang menghadaapi berbagai masalah terkait penyelengaraan UN itu, sehingga membebabi rombel yang sebelumnya juga sudah terbebani tersebut.Sementara di Deli Serdang dan kabupaten Mandailing Natal para pengawas,polisi harus memperbanyak naskah soal UN dengan memfoto kopi karena ribuan peserta UN tidak kebagian naskah soal itu.Sedangkan di Denpasar naskah-naskah soal UN tercecer,dan lebih parah lagi di 11 Propinsi di Indonesia tengah bahkan UN-nya harus di tunda . Kinerja Mendikbud sangat amburadul meskipun sebelumnya sudah menjanjikan bahwa penyelenggara UN akan dilaksanakan tepat waktu,tetapi yang terjadi justeru sebaliknya sanagat ceroboh yanag sekiranaya ahal itu terjadi diluar negeri Mendikbudnya akan segera mengundurkan diri tidak perlu mencari alasan -alasan tertentu.Akan tetapi Indonesia memang sangat aneh,tidak ada pejabatnya mundur meskipun berbagai kinerjanya sangat memalukan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mestinya memberi contoh yang baik kepada bawahannya,akan tetapi justeru dia sendiri ,akan tetapi justeru dia sendiri yang melakukan suatu keblunderan yang sangat memalukan.Padahal penyelengaraan UN tersebut sudah sejak lama menimbulkan polemik sehingga MK membataalkan penyelengaraan UN itu namun entah karena siapa dan untuk apa Mendikbud malah ngotot terus mau menyelengarakan UN itu. Kami guru dilapangan pontang-panting dibuatnya,kurikulum yang lalu belum tuntas kurikulum baru sudah di gulirkan dan tahun pelajaran baru ini harus dilaksanakan.padahal perlu suatu persiapan yang sanagat matang karena tidak semua guru memiliki kompetensi sebagaimana yang di anjurkan oleh kurikulum 2013 itu .Sebelumnya Mendikbud juga melakukan sejumlah kelalaian sehingga tunjangan profesi guru tahun 2012 lalu terdapat potongan sampai dua bulan tidak di bayar sampai sekarang , dengan alasan tanpa pengawasan yang ketat. Kmeudian dibeberapa sekolah juga diketemukan LKS yang bergambar foto-foto artis atau gambar-gambar Nabi ataupun ceritera -ceritera yang justeru kontra produktif dengan proses belajar mengajar ,padahal buku-buku tersebut merupakan bantuan dari dana Bos .Bukan hanya Diknas tetapi Depag juga sama saja,yang memperlihatkan bahwa mereka yaang berkerja di dunia pendidikan Indonesia tidak tekun , telaten dan tidak pula profesionbal dalam bidangnya.Meskipun sekolah-sekolah yang berlabel RSBI sudah dibubarkan,tetapi bentuk-bentuknya masih jalan yang memperlihatlkan ketidak seriusan rejim ini dalam membina generasi muda harapan bangsa . Memang belum diketahui keadaan UN di Indonesia bagian timur ,tetapi bisa diperkirakan tidak akan lebih baik dari penyelenggaraan di wilayah Indonesia bagian barat meskipun tidak separah dengan Indonesia bagian tengah .Terkait masalah itu maka aparat terkait perlu meninjau ulang penyelengaraan UN itu ,dan jika diperlukan UN karena alasannya untuk pemetaan pendidikan di Indonesia boleh jadi kami sebagai Guru dilapangan perlu mempertanyakan pemerataan dan kesetaraan kelengkapan berbagai fasilitas sekolah tersebut sudah sama baiknya di seluruh Indonesia untuk meraih prestasi yang baik pula . Keamburadulan penyelenggaraan UN ini semoga menjadi suatu pembelajaran bagi pihak-pihak terkait , jangan hanya ngoceh di atas sana tanpa mau mengunjungi daerah-daerah yang jauh dari jakarta atau kota besar lainnya.Janganlah guru-guru yang selalu dijadikan kuda beban,yang sekiranya mengalami sejumlah kegagalan segera di salahkan tetapi sekiranya berhasil justeru yang diatas sana yang membanggakan diri. Moga saja cukup sekali ini saja Mendikbud melakukan keblunderan tersebut ,padahal UN itu bukanlah yang pertama diselenggarakan,tetapi anehnya makin kesininya justeru semakin acak-acakan .Bukanlah suatu kekurangan masa lalu bisa menjadi suatu pembelajaran hingga kedepannya makin baik.Kita harapkan hal yang memalukan ini tidak akan terulang kembali.Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H