Lihat ke Halaman Asli

Nurdin

Guru Sejarah

KNKT,Human Error Penyebab Tragedi Gunung Salak !

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13558382441444336422

 

Bangsa Indonesia  kemungkinan saja belum melupakan terhadap tragedi Gunung salak yang memilukan itu,dimana sebuah pesawat terbang buatan Rusia menabrak Gunnung salak yang menewaskan seluruh penumpang dan juga awak pesawatnya yang berjumlah 45 orang  tersebut.Pesawat Sukhoi RRJ 95B97004 Superjet 100 yang menabrak pinggang Gunung Salak itu bukan disebabkan kerusakan sistem,sebagaimana dijelaskan oleh KNKT dalam konferensi persnya di Aula KNKT Dismenhub di jakarta,Selasa 18 Desember 2012.

Dalam konferensi pernya,Ketua KNKT Tatang Kurniadi yang di dampingi Dubes Russia untuk Indonesia mengatakan bahwa tragedi Gunung Salak memang bukan disebabkan oleh kerusakan sistem di pesawat Sukhoi Superjet 100,akan tetapi karena faktor-faktor kesalahan manusia.Seperti diketahui pesawat  Sukhoi Superjet 100 menabrak Gunung Salak Rabu 9 Mei 2012 saat melakukan demo terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma,Jakarta Timur.

Pesawat berbadan lebar itu dijadwalkan melakukan dua kali demo udara hari itu,dan setelah demo udara pertama berhasil dengan baik.Namun  pukul 14.12 wib di lanjutkan dengan demo udara yang kedua  dari tempat  yang sama juga,Bandara Halim Perdana Kusuma.Route demo udara yang kedua ini dijadwalkan menuju kawasan Pelabuhan ratu,kabupaten Sukabumi lalu memutar kembali ke bandara Halim Perdana Kusuma.

Akan tetapi setelah sekitar 21 menit pesawat Sukhoi Superjet 100 tinggal landas ,pesawat tiba-tiba hilang dari layar radar.Dan hubungan kontak terakhir pesawat  dengan Bandara saat pilot minta ijin kepada pengendali lalu lintas udara untuk menurunkan ketinggian pesawat dari 10.000 kaki(3.048 meter)ke 6000 kaki(1.829 meter)di kawasan Gunung Salak,kabupaten Bogor.

Dalam kontesk ini pemimpin Investigasi In Charge(IIC)Marjono Siswosuwarno mengatakan,bahwa dari hasil pemeriksaan dalam memori modul dikedua black box SSJ 100 tidak diketemukan adanya kerusakan sistem.Ia menegaskan lagi,bahwa kedua black box,cockpit voice recorder(CVR),dan flight data recorder (FDR) diketemukan dalam keadaan hangus,tetapi masih dapat di download memori modulnya dengan  cukup baik,ujarnya di aula KNKT ,Selasa 18 Desember 2012.

Menurutnya pula,bahwa CVR yang diketenukan tahggal 15 Mei 2012 itu yang berisis dua rekaman percakapan .Sementara  FDR yang di ketemukan tanggal 31 Mei 2012 berisi 150 jam rekaman dari 471 parameter .Berdasarkan hasil percakapan itu bisa disimpulkan bahwa pilot pesawat naas itu  sempat berkomunikasi untuk minta ijin membuat orbit dan turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki, ujarnya lagi kepada pers di aula KNKP Jakarta.

Permintaan pilot dikabulkan oleh pengendali lalu lintas udara ,lalu melakukan orbit seiring menurunkan ketinggian pesawatnya dari 10.000 kaki ke 6.000 kaki,meskipun  ada peringatan bahwa pesawat terlalu rendah .Sebenarnya  tabrakan itu bisa di hindari sekiranya pilot bisa melakukan recovery 24 detik sebelum tabrakan,ujar Marjono di Aula KNKT,Selasa 18 Desember 2012.

Oleh karena itu kecelakan pesawat Sukhoi Superjet 100 itu bukan disebabkan kerusakan sistem ,akan tetapi  karena faktor-faktor kelalaian manusia sendiri.Pilot pesawat Sukhoi Superjet 100 belum mengenal kawasan tersebut,sehingga mengabaikan peringatan TAWS 38 detik sebelum benturan dengan Gunung Salak,Bogor . Sekiranya hal tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada,maka keadaannya akan berbeda tetapi kelalaian  dari berbagai  pihak   telah menyebabkan  tragedi Gunung  Salak yang  menewaskan 45 orang  tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline