Lihat ke Halaman Asli

Nurdin

Guru Sejarah

Dekrit Presiden Muhammad Mursi; Gebrakan Baru, Menuai Gejolak Baru

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Baru saja Presiden Mesir,Muhammad Mursi berhasil menghentikan kebrutalan Zionis Israel  di Jalur Gaza dengan diterimanya usulan gencatan senjata Rabu 21 November 2012  sehingga peperangan antara Israel-Hamas berhasil dihentikan.Keberhasilan itu tentunya  semakin meningkatnya pengaruh Mesir di kawasan Timur Tengah,bersama Turki ,Qatar dan juga Republik Islam Iran.Sementara Arab Saudi dalam konflik  itu  kelihatannya tidak terdengan perannanya sama sekali,meskipun kerajaan wahabi itu snagat kaya dari segi finansialnya.

Terkait kebijakan kebijakan domistik Presiden Muhammad Mursi ,yang sangat keras sikapnya terhadap mantan pejabat-pejabat rejim  lama itu tentunya  akan mendapat berbagai kecaman dari mereka dan komuitasnya.Beberapa pejabat tinggi militer dicopotnya  terkait serangan kelompok bersenjata di Sinai yang menewaskan 16 serdadu perbatasan Mesir,bahkan termasuk Menhan Mesir Muhaamamad Husein Tantawi ,Komandan Polisi Militer,Komandan Intelijen ,Gubernur Sinai juga  dicopot karena dianggap lalai dalam tugasnya.

Kemudian dia juga memecat Jaksa Agung Abdel Muguid Mahmud seiring memerintah supaya mengadili ulang terhadap orang-orang yang melakukan berbagai aksi kekerasan terhadap para peserta aksi saat menggulingkan rejim Husni Mubaraq.Jaksa Agung sebelumnya sudah membebaskan semua aparat militer yang didakwa melancarkan aksi penyerangan,penculikan  terhadap para reformis Mesir ketika rejim Husni Mubaraq  masih berkuasa.

Dalam konteks  untuk memperkuat kekuasaannya,Muhammad Mursi mengeluarkan dekritnya Kamis 22 November 2012 yanag disambut hangat oleh para pendukungnya.Dekrit itu antara lain berbunyi" setiap keputusan Presiden tidak bisa diganggu gugat oleh institusi manapun ,termasuk lembaga peradilan".Dekrit itu segera menimbulkan gejolak di kalangan oposisi termasuk Muhammad El Baradey dan Amr Mousa ,dan mereka mengatakan bahwa kita meruntuhkan rejim diktator bukalah untuk mendukung diktator yang baru.

Oleh  karena itu kelompok oposisi menyerukan kepada warga Mesir untuk melancarkan aksi unjuk rasa besar-besaran pada hari Jum'at 23 November 2012,karena tidak menghendaki munculnya  "Firaun baru", ujar aktifis Wael Gonim.Namun demikian dalam menanggapi protes  oposisi jubir Presiden ,Yasser Ali mengatakan bahwa Presiden dapat mengeluarkan keputusan atau upaya apapun untuk melindungi revolusi, tuturnya dalam di jaringan TV nasional Mesir.

Kebijakan Presiden Muhammad Mursi seperti itu bisa dipahami,untuk memperkuat kekuasaannya dari rongrongan  mantan pejabat rejim Mubaraq. Karena  mereka masih  sangat kuat pengaruhnya yang sempat membubarkan parlemen hasil Pemilu,serta memangkas kekuasaan Presiden terhadap angkatan bersenjata, legislatif ,sehingga  waktu itu  kekuasaan Presiden terpasung.Untuk itulah Presiden Muhammad Mursi  kemudian mengeluarkan dekritnya ,untuk memperkuat kekuasaannya dalam konteks melindungi revolusi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline