Lihat ke Halaman Asli

Nurdin

Guru Sejarah

Presiden AS, Barack Obama, Intoleransi dan Kekerasan Tidak Ada Tempat dalam Negara-Negara Anggota PBB

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pidatonya di dalam Sidang Umum PBB di New York,Presiden  AS Barack Obama memulai pidatonya dengan penghormatan  kepada   mendiang para diplomat dan AS Dubes J.  Christopher Stevens yang tewas dalam kerusuhan aksi protes anti film Innocence of Muslims di Kota Benghazi,Libya Timur  Selasa tanggal 11 September 2012 lalu.

Selanjutya ia mengatakan dalam podatonya itu,bahwa Paman sam akan memburu pihak-pihak yang terkait dengan kekersaan itu dan akan menyeretnya  ke  pengadilan.  Selain itu Presiden  AS  Barck Husein. Obama yang pernah tinggal sebentar di Indonesia,serta bersekolah di sebuah SD Menteng  Jakarta itu  mengatakan pula bahwa AS tidak terkait sedikitpun dengan Film Innocence of Muslims yang menghina Islam tersebut.

Barack Obama melanjutkan penegasnnya pula,bahwa negaranya tidak terkait dengan vedeo itu,dan saya percaya katanya lagi dalam pidato itu bahwa pesan-pesan  vedeo  itu  akan di  tolak oleh semua pihak yang menghormati nilai-nilai kemanusiaan,ujarnya di Sidang PBB New York,Selasa 25 September 2012. Dalam pidatonya itu juga ia  mengecam  kekerasan  sebagai  aksi protes  terhadap  film Innocence of  Muslims yang  menghina Islam dan Nabi  Muhammad. Kekerasan  yang  timbul   setelah film itu beredar itu tidak bisa di benarkan,  ujarnya lagi dengan rasa percaya diri yang  tinggi selaku orang nomor 1 di negara adi daya tersebut.

"Hari ini ,kita harus  menyatakan bahwa kekerasan dan   intoleransi itu tidak   mempunyai tempat di negara-negara anggota PBB"ujarnya dengan keras pula.Presiden Barack  H.Obama juga menyatakan pula bahwa film Innocence of Muslims itu bukan hanya menghina komunitas muslim,tetapi juga menghina Amerika.

Kekerasan memang telah melanggar prinsip-prinsip Piagam PBB,namun bagaimana dengan penghinaan itu yang menjadi pemicunya  semestinya juga termasuk  dalam prinsip-prinsip tersebut. Karena berbagai aksi protes dunia muslim itu terjadi bukan hanaya secara  kebetulan belaka,tetapi memang sebagai reaksi protes terhadap  penghinaan yang dilakukan   Nakoula  Basseley  Nakoula,warga AS penganut Kristen Koptik  Mesir yang mengakui juga sebagai Israel.

Terkait masalah isu-isu nuklir Republik islam Iran,Barack Obama menyatakan bahwa untuk mengentaskan masalah tersebut AS masih mengutamakan jalur diplomatik dan sanksi ekonomi untuk menghentikan isu isu program nuklir  Teheran. Namun  demikian   lanjutnya lagi,  AS mempunyai kesabaran yang terbatas dalam masalah itu.Dalam kontesk ini kelihatannya,kebijakan Paman Sam   terhadap  isu-isu nuklir   Republik  Islam Iran sampai  sekarang  memang  belum berubah dari  posisinya semula,  meskipun selalu mendapat desakan dari Zionis Israel.

Karena itu pula,sehingga PM  Israel Benyamin Netanyahu semakin gregetan terhadap kebijakan Barack Obama tersebut.Oleh sebab itu terkesan terjadi suatu perbedan strategi yang diterapkan AS dan  Zionis Israel  dalam   menanggapi isu nuklir itu,  sehingga Presiden AS Barack   Obama enggan bertemu dengan PM. Benyamin Netanyahu saat menghadiri Sidang Umum PBB di New York itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline