Lihat ke Halaman Asli

Anggota Paspampres Selundupkan Imigran gelap ?

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat memprihatinkan sekiranya sinyalemen itu benar,bahwa anggota Paspampres terlibat dalam dalam suatu jaringan penyelundupan imigran gelap tersebut.Menurut sumber dari Kepala Oditur Militer Madiun Letnan Kolonel Upang Juweini di Pengadilamn Militer III-13 Madiun,Senin 3 September 2012 ,bahwa anggora Pasukan Pengamanan Presiden(Paspampres)terlibat dalam jaringan penyelundupan imigran gelap di Pantai Prigi,kabupaten Trenggalek dan pantai Popoh Kabupaten Tulung agung 17 Desember 2011 lalu. 

Menurut Letnan Kolonel Upang Juweini keterkaitan anggota Paspampres dalam penyelundupan imigran gelap berdasarkan pengakuan salah seorang pasukan elit itu,Serda Ilmun Abdul Said dalam berita acara pemeriksaan yang duisusun oleh penyidik Polisi Militer Komando Daerah Militer(Pomdam)V/Brawijaya. Ia menjelaskanpula,bahwa diatas dia terdapat juga anggota pasukan elit tersebut bernama Amin atau Amir, ujar Letnan Kolonel Upang Juweini pula setelah selesai memeriksa para saksi-saksi tersebut.                     

Menurut Upang Juweini dalam keternagannya kepada pers ,bahwa dalam BAP-nya Ilmun Abdul Said yang juga Bapinsa(Bintara Pembina Desa)di Koramil Sokobanah,Sampang Madura itu menyebutkan pula,bahwa ia mengaku menyelundupkan orang karena perintah atasannya.Namun demikian ditegaskan  pula oleh Letnan Kolonel Upang Juweini ,bahwa beliau  masih memfokuskan pemeriksaan terhadap perkasa yang dilimpahkan kepengadilan.Tetapi ketika ia ditanyai wartawan soal nama Amin atau Amir  tersebut ia menjawab belum mengetahuinya dari kesatuan TNI  mana ,namun kedepamn pasti akan diketahui juga akhirnya.     

Dalam sidang hari Senin 3 September 2012 menghadirkan tiga orang saksi terkait maslah penyelundupan imigran gelap tersebut,yakni Budi Santoso sebagai PNS Komodor Rayon Militer(KOramil)Kedung waru, Tuluangagung  ,dan kakak beradik Bambang Sugianto dan Nuryanto sebagai nelayan di pantai Popoh Tulungagung.Ketiga saksi untuk terdakwa Ilmu Abdul Said itu juga sebagai terdakwa yang sudah mendukung proses penyelundupan tersebut.Dan oleh karena warga sipil,maka mereka disidangkan di pengadilan Negeri Kabupaten Tulungagung.                               

Dalam proses persidangnya ketiga saksi tersebut dalam memberikan keterangannya sangat berbelit-belit  sehingga diberikan beberapa kali peringatan oleh Ketua Majelis Hakim,Letnan Kolonel(Letkol) Muhammad Afandi.Kasus penyelundupan itu melibatkan lima anggota TNI aktif,dan sementara ini baru Ilmun yang di sidangkan.Sementara keempat anggota TNI aktif  lainnya itu akan disidangkan kemudian dalam satu berkas perkara lainnya yang terpisah yang melibatkan Serda Cornelius Nama,Pembantu Letnan satu Susiali,Sersan Kepala Khairul Anam,dan Kopral Kepala Karyadi.                                        

Memang didaerah pantai Popoh ,kabupaten Tulungagung sudah sering terjadi penyelundupan para imigran asal Timur Tengah yang hendak menuju Australia.Menurut sumber yang berhasil di peroleh dari warga masyarakat dan juga berdasarkan pengakuan para saksi,paling tidak sudah lima kali hal itu terjadi di Pantai popoh kabupaten Tulungagung,dan Prigi kabupaten Trenggalek tersebut.Naas bagi mereka pada tanggal  17 Desember 2011 llau kapal tenggelam karena terjangan ombak samudera Hindia,yang telah banyak menelan korban jiwa.                                                    

Oleh sebab itu tidak mengheranakan sekiranya para imigran gelap tersebut terkesan dengan leluasa melaui wilayah Indonesia,bahkan kononnya tidak hanya melaui lautan tetapi banyak juga yang menumpang bus dengan alasan para wisatawan yang akan ke daerah-daerah tujuan wisata seperti bali misalnya.Keterangan ini terungkap dalam persidangan Senin 3 September 2012,apalagi jika yang melakukannya  merupakan oknum TNI yang masih aktif.Nah begitulah mentalitas aparat keamanan Indonesia,meskipun itu hanya di  lakukan oknumnya saja tetapi eksesnya akan luas juga.Mudahan saja hukuman yang setimpal akan membuat mereka kapok,dan menjadi suatu pembelajaran bagi warga masyarakat sipil dan militer lainnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline