Lihat ke Halaman Asli

Supremasi Hukum Indonesia Bukan Hanya Tidak Adil,Tetapi Juga Menggelikan !

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengamati supremasi hukum yang sekarang di berlakukan di Indonesia bukan hanya tidak adil terhadap masyarakat kecil dan lemah tidak berdaya,akan tetapi juga kadangkala sangat lucu dan amat sangat menggelikan masyarakat Indonesia yang tentu saja akan menjadi bahan tertawaan masyarakat internasional.                                               

Sebagai individu yang masih awam terhadap kebijakan hukum yang ada di negara kesatuan Republik  Indonesia ,senantiasa membanding-bandingkan antara hukuman yang dijatuhkan kepada para pelaku sekaliber AAL dalam  kasus sandal jepit,atau seorang nenek dalam kasus buah colkat,ataupun kasus nangka dan pisang dengan skandal raksasa yang dilakukan oleh  para elite politik seperti Bank Century,Wisma Atlet,Hambalang ,BLBI  dan lainnya.Dalam konteks ini bisa saja hukumannya seringkali lebih berat dijatuhkan kepada skandal yang tersangkut sandal jepit daripada kasus kasus Nunun ,Nazarudin,Rosa,Melinda Dee ,Gayus dan komunistas koruptor lainnya.                                  

Dalam konteks ini bagi aparat penegak hukum Indonesia yang memang persepsinya sangat kaku itu tidak mengherankan sekiranya mereka menjerat dengan pasal yang sama ,meskipun harga nominal barang yang dicuri itu jauh perbedaaan nilainya.Bagi kasus sandal jepit,pisang,coklat dan nangka itu lebih berat hukumannya karena mereka miskin tidak mampu membayar pengacara,serta tidak mampu pula mereka memberi upeti kepada aparat penegak hukum.Semenatara para koruptor sebaliknya,bisa saja hukumannya sangat ringan bahkan mendapat berbagai fasilitas istimewa di penjara,karena memang mereka mampu memebeli hukum dan aparatnya sekaligus sebagaimana yang dilakukan oleh Gajus.                                                                               

Bahkan bagi mereka semacam Dajus,Misbakhun meskipun  ditahan di penjara,tetapi masih bisa bepergian keberbagai tempat sampai keluar negeri,atau sebagaimana politisi  PKS(Misbakhun)meskipun di penjaran tetapi paginya ia bisa bekerja di kantornya diluaran.Siangnya di luar,dan malamnya tidut dipenjara dengan fasilitas bagus sebagaimana juga dinikmati oleh para koruptor lainnya.                                                                  

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab pernah terjadi suatu pencurian yang dilakukan oleh sesorang karena terpaksa,yang diambil suatu kebijakan oleh Umar Bin Khatab dengan sangat arif dan bijaksana. Pada suatu waktu aparat keamanan khalifah Umar bin Khattab berhasil menagkap tangan seorang yang mencuri beras,dan segera ia di hadapkan kehadapan Khalifah rasyidin yang kedua irtu di Madinah.Lalu Khalifah Umar bin Khattab bertanya kepada tersangka tersebut."Mengapa kamu mengambil yang bukan hakmu ?".Tersangka menjawab"Saya sesungguhnya tidak bermasud mengambil barang yang bukan milikku kecuali setelah saya minta ijin dulu kepada pemiliknya" .Kemudian Khalifah Umar bertanya lagi"Lalu mengapa kamu ambil jika memang engkau belum minta kepada pemiliknya ?".Tersangka menjawab lagi"Saya sebenarnya sedang mencari-cari pemilik barang ini,tetapi saya keburu tertangkap".                                               

Mendengar jawab seperti irtu khalifah Umar tersenyum,dan melanjutkan pertanyaannya kepada orang yang sudah jadi tersangka itu  :"mengapa engkau mencurinya ?" Tersangka menwab pula,bahwa"ia terpaksa mencuri  gandum karena lapar".Mendengar jawaban yang jujur tersebut lalu khalifah Umar membebaskannya,serta beliau pergi ke Baital Mal lalu mengambil sekarung gandum yang dipikulnya sendiri segera ia antar kerumah orang tersebut.KHalifah Umar Bin Khattab bahkan dalam kasus tersebut justeru menyalahkan dirinya sendiri yang belum mampu mensejahterakan rakyatnya,sehingga melakukan perbuatan itu .Itulah salah satu peradilan Islam 15 abad yang lalu,yang kemungkinan saja bisa dijadikan suatu pembelajaran bagi kita semua.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline