Lihat ke Halaman Asli

Upaya Menjadikan Anak yang Kritis, Kreatif, Problem Solver, dan Memberdayakan Otak

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Soal pendidikan memang benar-benar harus dibicarakan dengan sungguh-sungguh, terutama dalam masalah mengenai pembelajaran di Sekolah. Kita harus tahu bahwa dalam pembelajaran bagi para pendidik harus bisa memberikan inovasi atau kebaruan dalam hal itu. Dapat kita lihat, sekarang sebagian sekolah sedang berusaha mencoba pembelajaran dengan CBSA, dimana model itu merupakan inovasi dari model ceramah. Yang kita tahu bahwa apabila dalam proses pembelajaran para pendidik hanya memberikan materi dengan cara ceramah setiap hari, maka peserta didik akan merasa bosan atau gantuk karena hanya duduk, catat dan mendegarkan. Sebenarnya, masih ada banyak lagi inovasi-inovasi yang berkembang. Nah, sehubungan perkembagan zaman, maka dalam proses pembelajaran dapat memberikan kebutuhan, situasi dan kondisi peserta didik yang diharapkan dan sesuai perkembangan zaman.

Untuk itu, tugas bagi para pendidik harus bisa memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang sesuai dan tepat agar dapat menjadikan peserta didik yang berpikir kritis, kreatif dan problem solver. Yap, tentu untuk menjadi pendidik tidaklah mudah seperti untuk tugas seperti hal itu. Mm.. bagaimana caranya dapat mengupayakan peserta didik menjadi anak yang kritis, kreatif dan problem solver.Maka, perlu adanya strategi yang dapat mengoptimalkan cara berpikir peserta didik. Dalam mengusakan peserta didik untuk berpikir kitis, maka pembeajaran harus berdasar untuk memanusiakan manusia. Karena merupakan proses dimana pendidik membantu peserta didik untuk mengenal dan mengungkap kehidupan yang senyatanya secara kritis. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan dan juga Kemampuan berpikir kritis dapat membantu anak membuat keputusan yang tepat berdasarkan usaha yang cermat, sistematis, logis, dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Bukan hanya mengajar kemampuan yang perlu dilakukan, tetapi juga mengajar sifat, sikap, nilai, dan karakter yang menunjang berpikir kritis.

Dari semua itu, juga dapat mengembangkan kreatif, tapi perlu diberikan stimulus dari pendidik, agar peserta didik dapat mengembangkan kreatifnya baik itu melalui gambar, atau dalam caranya untuk memecahkan masalah. Maka, bagi pendidik harus memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk kreatif dalam hal apapun baik itu, dalam cara memecahkan masalah. Selanjutya, problem solver. Problem solver merupakan proses pembelajaran tentang bagaimana menyelesaikan masalah dan mengaplikasikan segala pengetahuan yang dimiliki pada situasi yang baru dan tidak biasa. Problem solver melibatkan emosi/afeksi peserta didik selama proses pemecahan masalah. Masalah problem solving juga dapat menantang pikiran dan bernuansa teka-teki bagi peserta didik sehingga dapat meningkatkan rasa penasaran, motivasi dan kegigihan untuk selalu terlibat dalam pembelajaran.

Eeee, ada bahasan lagi yo, mengenai teori hemisphere, tahu teori hemisphere itu apa? Mmm.., teori ini merupakan teori belahan otak, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Belahan otak kanan berfungsi dalam hal berkreatifitas. Belahan otak kanan berhubungan erat dengan proses penyimpanan informasi tentang gambar, imajinasi, warna, ritme dan ruang. Sedangkan belahan otak kiri berperan dalam kegiatan motorik (motor sequence) yaitu berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian dan matematika. Belahan otak kiri berespon pada pendapat, dan berhubungan dengan angka/bilangan, kata-kata, logika, urutan atau daftar, dan detail atau rincian-rincian. Untuk itu, sangatlah peting untuk menyeimbangkan otak kana dan kiri yaitu bisa dengan saat kita belajar, setelah itu kita rekresi dulu dengan menggambar atau mendengar musik. Dengan demikian, maka kita tak kan jenuh atau stress dan terasa nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline