Lihat ke Halaman Asli

Perbedaan Perkembangan Kognitif menurut Piaget dan Vygotsky

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Perlu kita ketahui, pada masa anak-anak atau pun usia pada saat sekolah mengalami perkembangan kognitif yang terus berkembang, dari mulai masa bayi sampai anak remaja. Ada dua teori yang menerangkan perkembangan kognitif yang dialami pada anak, dua tokoh tersebut itu adalah Pieget dan Vygotsky. Perkembangan kognitif merupakan perkembangan pikiran. Pikiran anak adalah bagian dari otaknya yang bertanggung jawab terhadap bahasa, pembentukan mental, pemahaman, penyelesaian masalah, pandangan, penilaian, pemahaman sebab akibat, serta ingatan. Mari kita lebih lanjut pembahasan perkembangan kognitif menurut pieget dan vygotsky.

Teori perkembangan kognitif, menurut pieget Perkembangan kognitif seorang anak terjadi secara bertahap, lingkungan tidak tidak dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan anak. seorang anak tidak dapat menerima pengetahuan secara langsung dan tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat secara bertahap dengan cara belajar secara aktif dilingkungan sekolah. Anak mengalami 4 tahap, pertama, tahap sensorimotori, dimana anak masih bersifat egosentrisme, lalu cara berpikir anak tidak ada bahasa, anak bersifat egosentris, pada akhir tahap ini anak mengembangkanobjek permanen, anak tahu benda itu ada meskipun tidak tampak. Kedua, tahap preoperational, dalam berpikir anak pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak masih mengembangkan bahasanya, dan juga mengklasifikasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Tahap ketiga yaitu tahap operasional kongkrit, anak memiliki kemampuan konservasi, kemampuan mengelompokkan secara memadai, mampu melakukan pengurutan (dari yang besar ke yang kecil dan sebaliknya), dan mampu menangani konsep angka. Akan tetapi, proses pemikiran masih didasarkan hal-hal yang konkret. Lalu tahap yang terakhir yaitu tahap operasional formal, dimana anak sudah memiliki pemikiran yang abstrak pada bentuk-bentuk lebih kompleks dan juga menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

Kemudian, pandangan perkembangan kognitif menurut vygotsky berbeda dengan piaget. Vygotsky lebih menekankan pada konsep sosiokultural, yaitu konteks social dan interaksi dengan orang lain dalam proses belajar anak. Vygotsky juga yakin suatu pembelajaran tidak hanya terjadi saat disekolah atau dari guru saja, tetapi suatu pembelajaran dapat terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum pernah dipelajari disekolah namun tugas-tugas itu bisa dikerjakannya dengan baik, misalnya di masyarakat. Dari vygotsky, ada dua teori belajar yaitu tentang Zone of Proximal Development (ZPD) dan peranan konteks social dan kebudayaan dalam belajar.

Teori ZPD berhubungan dengan potensi anak untuk memahami sesuatu. Vygotsky dalam memahami sesuatu konsep atau pemecahan masalah, anak mempunya kondisi pemahaman awal yang disebut dengan actual developmental of the child. Untuk mencapai pemahaman, anak dapat belajar sendiri atau melalui bantuan dari lingkungan social atau orang lain. Tapi anak akan memperoleh tingkat pemahaman/perkembangan yang potensial jika diberikan bimbingan atau bantuan yang tepat dan bermakna dari orang lain, dibandingkan belajar sendiri. Bantuan-bantuan itu berfungsi untuk menopang dan memperluas pemahaman anak dalam area ZPD. Dengan demikian dalam proses, untuk mencapai pemahaman pada mulanya anak diberikan bantuan/bimbingan untuk mencapai perkembangan yang optimal, setelah itu secara bertahap bantuan itu dikurangi sampai akhirnyatidak diberikan sama sekali, sehingga anak secara independen dapat memahami apa yang mereka pelajari.

Lalu teori kedua vygotsky berkenaan dengan peranan konteks social dan kebudayaan dan pengaruhnya terhadap pemahaman anak. pengaruh itu terjadi secara informal mulai dari kelahiran, kemudian pada masa bayi dan kanak-kanak, anak berinteraksi dengan orang tua dan keluarganya melalui pengalaman berbahasa dan tingkah laku-tingkah laku dari lingkungan budayanya, serta asimilasi perkembangan keterampilan kognitif, strategi-strategi, pengetahuan dan pengalaman.

Dari dua teori mengenai perkembangan kognitif tersebut, dapat disimpulkan bahwa menurut piaget proses perkembangan kognif sejalan dengan kemajuan anak-anak dan dia menggambarkan bahwa anak mampu melakukan sendiri atau memandang anak-anak sebagai pembelajaran lewat penemuan sendiri. Sedangkan teori vygotsky lebih meneknkan peranan orang dewasa atau anak-anak lain dalam memudahkan perkembangan si anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline