Lihat ke Halaman Asli

Nurcahyani

🐼🐼

Waspada Dampak Buruk Strict Parents terhadap Anak

Diperbarui: 29 Oktober 2021   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berada dalam tekanan yang berasal dari Strict Parent setiap kali membuat sebagian besar anak-anak menjadi jenuh dan mengalami berbagai dampak buruk. 

Berbicara mengenai definisinya dari sudut pandang psikologi, strict parent atau orang tua yang ketat didefinisikan sebagai orang tua yang menempatkan standar dan tuntutan tinggi pada anak-anak mereka. Strict parent dapat menjadi otoritatif atau otoriter, tergantung pada responsivitas terhadap kebutuhan anak mereka. 

Mereka yang otoritatif akan menyertakan dukungan yang hangat dan responsif kepada anak bersamaan dengan standar tinggi yang mereka tetapkan, mereka juga menghargai pemikiran anak yang mungkin bertentangan dengan aturan mereka ataupun memberikan umpan balik untuk membentuk versi terbaik anak-anak mereka. 

Namun seperti yang kita sadari bersama, ketika berbicara tentang pengasuhan yang ketat maka mereka umumnya mengacu pada tipe otoriter yang bersikap dingin, tidak responsif, dan tidak mendukung anak-anak mereka. 

Aturan yang mereka terapkan seringkali terlalu ketat dan sewenang-wenang, mereka juga tidak menghargai pendapat anak maupun tidak memperkenankan anak mereka untuk mempertanyakan keputusan yang mereka tetapkan. Sayangnya, tipe otoriter mendominasi sebagian besar bentuk strict parent. 

Meskipun mungkin terdapat bentuk otoriter yang menghasilkan prestasi akademik anak, namun seiring dengan itu terdapat banyak kerusakan yang telah diterima sang anak sehingga pembahasan mengenai risiko dampak buruk tipe otoriter tersebut menjadi fokus utama pada topik kali ini.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang ketat lebih cenderung tidak bahagia dan menderita depresi hingga rentan terhadap ide ataupun upaya untuk mengakhiri hidup mereka. 

Selain itu, anak akan cenderung memiliki masalah perilaku dalam bersosial seperti menjadi pemberontak, cepat marah, impulsif, dan agresi. 

Hal ini dikarenakan anak-anak akan mengamati dan mempelajari apa yang mereka alami dan apa yang dicontohkan oleh orang tua mereka ketika bereaksi terhadap kemarahan mereka sehari-hari baik berupa emosi, paksaan, ancaman, hingga hukuman verbal. 

Selanjutnya, orang tua yang ketat mengubah anak-anak mereka menjadi aktor yang handal untuk berbohong dengan berperilaku baik di rumah dan bertindak berbeda ketika orang tua tidak ada karena anak tidak mendapatkan kesempatan untuk mengatakan yang sebenarnya sehingga mereka pandai menyembunyikan sesuatu agar tidak mendapatkan masalah dari orang tua mereka.

Tipe otoriter membentuk kepatuhan anak dengan menggunakan ketakutan, sehingga anak akan belajar menggunakan kekuatan dan kekuasaan atas orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline