Sejarah Indonesia sampai sekarang memang tiada hentinya untuk terus di pahami terutama polemik -- polemik politik yang terjadi pada era 1960-an, yang menjadi sorotan publik dunia. Hal tersebut tidak terlepas dari persaingan antara dua negara blok adidaya yang menjadi kunci perdamaian dunia.
Perseteruan Dua Negara Adidaya
Berbagai upaya dilakukan dalam menguasai dunia khususnya dalam perang ideologinya masing -- masing. Negara Blok Barat yang dipegang oleh Amerika Serikat memperkenalkan ideologi yang dianutnya yaitu Liberal Kapitalis melawan ideologi yang dianut oleh negara Blok Timur dengan Uni Soviet sebagai pemegang kendali Sosialis Komunis.
Sejarah perseteruan kedua kubu tersebut sudah tidak menjadi hal tabu lagi karena rata -- rata masyarakat yang menempuh pendidikan di sekolah sampai perguruan sudah mendapat pelajaran tersebut. Perang Dingin atau dalam bahasa asing disebut Cold War, istilah ini pasti sudah tidak awam lagi di dengar yang memberikan gambaran persaingan dua negara adidaya.
Pada era tersebut terjadi banyak kekhawatiran negara -- negara kecil di Asia Tenggara khususnya Indonesia jika Perang dingin ini meledak hingga panas akan terjadi sebuah perang dunia.
Beralih ke kondisi Indonesia sendiri pada tahun 1960-an, di mana Indonesia sendiri sedang melakukan perjuangan dalam mempertahankan kedaulatan negaranya dengan merebut kembali Irian Barat dari tangan penjajahnya yaitu Belanda. Berbagai upaya dilakukan pemerintah Indonesia, salah satunya dengan diplomasi dan meminta bantuan negara besar pemimpin Blok Barat yaitu Amerika Serikat. Tetapi bantuan tersebut ditolak oleh negara Amerika.
Presiden Indonesia pada saat itu adalah Ir.Soekarno tidak tinggal diam, dengan pemikirannya yang begitu nasionalis akhirnya presiden Ir. Seokarno meminta bantuan dari negara pesaing Blok Barat yaitu Uni Soviet sebagai komando Blok Timur dalam menyelesaikan masalah ini.
Secara tidak langsung terjadi ketegangan di wilayah pasifik dan menimbulkan rasa gengsi dari Amerika Serikat karena mengetahui negara pesaingnya membantu negara kecil dan takut menjadi pengikut ideologi komunis.
Akhirnya negara Amerika mendesak pihak Belanda untuk menyelesaikan sengketa wilayah tersebut supaya tidak terjadi peperangan. Pada tanggal 1 Oktober 1962 merupakan moment penting di mana dari pihak Belanda menyerahkan wilayah Irian Barat kepada pemerintahan PBB dan diserahkan kepada pihak Indonesia pada 1 Mei 1963.
Ketika permasalahan perebutan wilayah sengketa di Irian Barat terselesaikan, muncul kembali permasalahan pembentukan Federasi Malaysia di mana awal mula permasalahan ini adalah persamaan masalah yang dihadapi antara negara Malaysia, Inggris, dan Singapura.
Negara Malaysia takut akan meledaknya etnis Tionghoa yang bermigrasi dari negara Singapura. Sedangkan pihak Singapura sendiri ingin mendapatkan hak kemerdekaan yang di pegang penuh oleh pemerintahan Singapura.