Lihat ke Halaman Asli

iYouLead : Maksimalkan Peran Pemuda dalam Mengentaskan Masalah Gizi dan Kesehatan

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah gizi di Indonesia cukup kompleks. Masalah lama barupa gizi kurang belum terselesaikan muncul lagi masalah baru yaitu gizi lebih. Hal ini dikenal sebagai double burden of malnutrition. Dalam menangani masalah ini memang bukan hal mudah. Diperlukan kerja sama lintas sektor dan lintas generasi tentunya. Karena beda generasi, beda semangat, beda pula pola pikir.

Beberapa waktu lalu Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (PERGIZI Pangan Indonesia) yang didukung oleh International Union of Nutritional Sciences (IUNS) menyelenggarakan suatu kegiatan bernama iYouLead (International Young Food and Nutrition Leadership) Training and Workshop.Kegiatan ini dilaksanakan pada 10-17 Agustus di beberapa kota di Indonesia yaitu Bogor, Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta. Peserta yang hadir berasal berbagai Negara seperti Malaysia, Filipina, Myanmar, Vietnam, Uganda, Mali, Nepal, Australia dan tentunya dari Indonesia sebagai tuan rumah.

Melalui tema yang diusung yaitu ‘Strengthening Youth Capacity for Future Global Leadership on Nutrition, Food and Health’, iYouLead mengajak para pemuda dari berbagai negara khususnya pemuda Indonesia untuk sama-sama berkumpul, bertukar ilmu dan pengalaman dalam upaya menyelesaikan berbagai isu-isu global terkait gizi, pangan dan kesehatan.

iYouLead menjadi sebuah kegiatan lintas generasi di mana generasi tua berbagi ilmu dan pengalaman mereka kepada generasi muda agar memiliki jiwa kepemimpinan, kepekaan dan kemampuan dalam membuat sebuah solusi yang sifatnya innovative, adaptable dan yang paling penting sustainable. Pemateri bukan hanya sekedar memberikan contoh namun telah menjadi contoh bagaimana mereka mengabdikan hidup dalam upaya mengentaskan berbagai masalah tersebut.

iYouLead menghadirkan banyak pemateri baik dalam maupun luar negeri yang ahli di bidangnya seperti Suswono, MMA, PhD (Menteri Pertanian RI), Tee E Siong, MD PhD (President of Nutrition Society of Malaysia), Martin Bloem, MD. PhD (Senior Nutrition Advisor, World Food Program), Prof. Hardinsyah, MS. PhD (Ketua PERGIZI Pangan Indonesia) dan masih banyak lagi. Pembicara banyak memaparkan mengenai isu-isu global  yang juga menjadi isu di dalam negeri seperti tingginya angka kematian ibu, gizi kurang khususnya stunting, Scaling Up Nutrition (SUN) Movement serta upaya diversifikasi pangan.

Ada beberapa catatan kecil bagi saya yaitu ketika V. Prakash, PhD, FRSC (IUNS) menyampaikan idenya bahwa sesungguhnya tidak ada “junk food” yang ada adalah “junk diet” karena dalam makanan tersebut terkandung berbagai zat gizi yang baik dalam tubuh hanya saja porsi, cara pengolahan dan variasi makanannya yang kurang tepat dan tidak disesuaikan dengan kebutuhan kalori para konsumer. Itulah mengapa lebih tepat disebut sebagai “Junk Diet”.

Khusus mengenai Angka Kematian Ibu (AKI), V. Prakash mengatakan bahwa untuk menurunkan atau sekedar menekan AKI tidak seperti membalikkan telapak tangan, dibutuhkan suatu kegiatan yang sustainable dari berbagai sektor untuk sama-sama menekan AKI. Hal yang sama ketika saya berkesempatan untuk berdiskusi dengan Prof. Mark Wahlqvist (Director of Nutrition and Food Center-Fuli Institute, Professor Emiritus dari Monash University). Menurut Prof. Mark bahwa Ilmu Gizi bukan hanya sekedar suatu ilmu pengetahuan tentang gizi namun juga terkait dengan sosial budaya dan tradisi masyarakat local. Dalam menyelesaikan suatu masalah, termasuk masalah gizi sebaiknya tetap menggunakan pendekatan “local wisdom” masyarakat tersebut.

Kegaiatan semacam iYouLead sangat penting untuk meningkatkan, menggerakkan potensi pemuda serta membangun jejaring global. Karena tidak dapat dipungkiri pemuda memiliki peran yang cukup signifikan dalam melakukan perubahan. Energi positif yang dimiliki oleh pemuda dapat menjadi promotor penggerak pada berbagai sektor.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline