Lihat ke Halaman Asli

Duh, Lagi Bokek, Gimana Dong?

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duh, lagi bokek, gimana dong?

Haha.

Begitu membaca judul di atas, anda mungkin akan dengan diam2 baca alinea di bawahnya kan? Penasaran, tapi malu-malu? Hayooo, ngaku. :p

Ga papa kok. Namanya juga orang hidup. Ga selalu ada di posisi atas. Yang punya usaha ngeluh bisnis lagi susah. Yang karyawan ngeluh tanggal tua dan tagihan yang belum dibayar. Yang mahasiswa ngeluh karena kiriman bulanan dari ortu belum sampai-sampai. Hiks.

Udah deh, dari pada bikin anda kesel, mending saya kasih solusi aja ya? Itu kan yang anda inginkan saat ini? Ga perlu prolog panjang, yang penting gimana caranya saya dapat duit. Begitu kah?

Hemh..., baiklah. Sebelum saya kasih solusi. Saya minta sesuatu dulu dulu ya? Halah, pake syarat pula? Tenang, saya ga kasih syarat macam-macam kok. Saya cuma minta anda ngaku kalo anda emang lagi ngerasa kekurangan. Kalo ga ngerasa kekurangan gimana? Ya, selamat, berarti tulisan ini bukan anda. Saya doakan rezeki anda berkah. Aamiin.

Nah, sudah diterima syarat dari saya?

Oke, lanjuuu...t.

Kenapa saya minta anda ngaku dulu kalo lagi merasa kurang? Karena anda tidak akan bisa menyelesaikan apa pun, yang tidak anda akui. Sesuatu masalah yang anda anggap tidak eksis, tidak akan bisa anda temukan solusinya.

Oke, fine. What next?

Yang kedua adalah, saya minta anda untuk tidak fokus pada uangnya. Nah lho?

Begini, intinya anda anda butuh uang untuk memenuhi kebutuhan anda kan? Agar masalah anda terpecahkan? Misalnya anda lagi butuh uang untuk menyambung hidup. Anda ga dapet, tapi tau-tau ada saudara dari kampung yang kasih hasil panennya dan cukup untuk sebulan, atau yang mahasiswa, lagi pusing untuk bayar kuliah, tiba-tiba ada pengumuman bahwa anda dapat bea siswa, atau anda lagi butuh suatu barang, ternyata ada yang ngasih? Bisa saja kan?

So, saat anda berdoa minta rezeki. Inget ya, rezeki itu ga selalu berupa uang.

Oke deh, tapi sekarang saya lagi butuh uang, ng..., diralat deh, saya lagi butuh agar keperluan saya terpenuhi. Gimana dong?

Solusinya? Beres-beres kamar yuk?

Buka lemari. Banyak baju-baju lama yang sudah ga dipakai? Atau baju baru yang tidak pernah dan tidak berniat anda pakai? Berikan ke orang kalau masih layak pakai. Jika tidak, buang.

Cek lemari buku. Banyak file-file kertas yang sudah tidak terpakai? Coretan entah dari tahun berapa? Buang.

Cek dompet. Ada bekas-bekas struk ATM yang sudah tidak berlaku? Kartu nama entah siapa yang tidak berniat anda hubungi? Buang.

Cek tas anda. Ada bekas-bekas bungkus permen? Tisue? Bon makanan? Alat tulis yang sudah tidak berfungsi? Buang.

Barang-barang yang sudah tidak anda manfaatkan, jika masih layak dan bisa berguna untuk orang lain, berikan pada mereka. Jika tidak. Buang!

Hah? Apa-apaan nih main buang aja?

Lakukan dulu deh ya?

Anda akan kaget betapa banyak sampah yang selama ini anda simpan.
Atau bisa jadi, anda akan menemukan barang-barang lama yang selama ini anda cari, atau hal-hal yang akan menjadi petunjuk yang berharga.

Luangkan waktu khusus untuk membereskan kamar. Kegiatan ini mungkin akan makan waktu seharian. Tapi dari pengalaman selama ini, hasilnya nyata.

Klenik? NO!

Lantas, apa hubungannya lagi butuh uang sama bersihin kamar? Bingung kan?

Sebenarnya sih sangat berhubungan. Tapi intinya adalah, karena pada dasarnya uang adalah bagian dari energi. Dan di antara sunatullah yang berlaku di dunia ini adalah apa yang disebut oleh para ahli sebagai hukum ruang hampa (the law of vacuum).

Hukum ini mengatakan bahwa energi akan mengalir ke ruang yang kosong. Jadi apa pun yang anda inginkan, pastikan anda punya ruang untuk menampungnya.

Masalahnya, kebanyakan kita tidak punya cukup ruang, karena diisi oleh hal-hal yang tidak perlu, alias sampah.

Ga mudheng?

Kenapa anda jarang senyum? Karena pikiran anda penuh oleh sampah emosional, ketakutan, penyesalan terhadap masa lalu, kekhawatiran terhadap masa depan, dll.

Kenapa dompet anda ga tebal? Karena sudah tebal oleh sampah.

Intinya, kita menyediakan ruang untuk masuknya rezeki. Makanya islam mengajarkan kita untuk berbagi, bersedekah, karena dengan demikian, kita membuka ruang untuk diisi.

Apakah saya selalu berkelimpahan? Tidak juga. Tapi setidaknya, saya lebih tenang. Karena saya yakin, kalau dompet saya sudah kosong, berarti akan segera diisi. Selama saya masih hidup, rezeki untuk saya pasti ada. Kan Allah yang jamin, kalau binatang melata yang tersembunyi sekalipun akan dapat rezeki. Wong orang yang nyembah setan aja dikasih, masak saya yang nyembah Allah nggak?

Nggak mungkin banget kan?

Nah, kalau sudah beres-beres, trus ngapain? Ya lanjutkan hidup lah. Lakukan kebaikan sekecil apa pun. Bukankah dalam sebuah hadits dikatakan, Allah akan menolong seorang hamba, selama hamba itu mau menolong saudaranya? Siapa yang melapangkan urusan orang lain, Allah akan melapangkannya?

Giving is receiving kalo kata orang barat mah.

Trus? Udah ga pake terus-terus. Lakukan saja langkah-langkah di atas tadi. Dan kalau tiba-tiba anda dapat sesuatu, kasih tau saya ya? Biar saya ikut bahagia, hehehe.

Selamat praktek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline