Lihat ke Halaman Asli

Sajakku Patah

Diperbarui: 3 Desember 2018   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Sajakku patah
Ketika instrumen
Tak lagi mengalun indah
Seperti biasanya

Sajakku patah
Ketika instrumen
Kini telah hening membatu
Tak gaduh lagi seperti yang lalu

Sajakku patah
Ketika instrumen tak lagi memekakkan telinga
Saat mendapati mataku yang tak sanggup aku manjakan
Dengan instrumen yang merekam segudang ilmu

Sajakku patah
Ketika tak ada lagi protes
Saat jemariku salah dalam memungut aksara menjadi sajak
Saat telingaku tak peka dalam menangkap instrumen

Sajakku patah
Ketika instrumen tak lagi mengiringi setiap tegukan kopi
Ketika tak ada lagi instrumen masuk tak menentu
Yang cukup meramaikan ruangan segi empat itu

Sajakku patah
Ketika tak ada lagi pesan-pesan singkat penawaran kopi seperti biasanya
Kini yang tertinggal hayalah bekas kepulan kopi dan instrumen
Yang bersembunyi di sudut paling bisu..

Lentik jemari :
Nurazizah Ulayo..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline