Lihat ke Halaman Asli

Ingatan Musim Tentang Keraguan

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tak berusaha mendangkalkan ingatan. Waktu yang terlintas dalam pertemuan-pertemuan kita yang singkat meninggalkan ingatan yang teramat dalam. Aku masih ingat, sangat ingat, saat kita membicarakan sebuah sore yang biasa saja, kita membicarakan sore bagi ikan-ikan di laut dalam. Dalam, ya benar-benar dalam diartian yang sebenarnya. dan Sore ini, aku mengingat tentang musim yang biasanya tepat janji namun ingkar saat ini. Di awal, musim mengabarkan hujan tak akan datang namun hari ini hujan datang. musim mengatakan padaku, hujan sedang rindu.

Ya, tentang tidak tepatnya janji musim aku tak menyalahkannya. sudah tak terhitung musim yang mengantar kita berdua. kita bertemu dipertengahan musim yang entah aku sudah sangat lupa. yang aku masih ingat, pertengahan musim itu berwarna abu-abu. aku masih ragu, kamu masih ragu. aku ragu dengan diriku di tengah jaman yang tak menentu dan kamu ragu dengan waktu yang menggerus ragamu. saat itu masih ingatkah? musim menyarankan pada kita untuk diam dan dia berjanji akan menemani. dan seterusnya kita ajak sang keraguan bersama kita, dan seingatku dipertengahan musim dihari-hari kemarin, keraguan pamit dengan manisnya. Dan musim mengabarkan pada kita hujan sedang rindu, mengingatkan kita pada derasnya keraguan yang pernah ada. mungkin seperti hujan, keraguan juga rindu pada kita. ah keraguan pernah mengantar kita pada keyakinan hari ini. biarlah keraguan rindu, dia memang suka begitu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline