Lihat ke Halaman Asli

Jika Rasamu Adalah Angin

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika rasamu adalah angin, ada kisah dariku untukmu

Angin itu datang dan bersembunyi didedaunan penitian
buah merah penitian bergoyang-goyang
aku melirik sebentar dan tersenyum juga sebentar
bergeleng-geleng kepala juga sebentar

batinku, tak perlu sembunyi pun aku tidak akan melihatmu
tapi batinku juga, dimanapun kau sembunyi aku bisa merasaimu

angin itu berlari menjauh menaiki flamboyan dan menggoyang bunga jingganya
aku melirik sebentar dengan berkerut kening juga sebentar
aku mendongak juga sebentar

batinku, tak perlu kau berlari, berjalan pun kau masih seperti berlari
tapi batinku juga, secepat apapun kau berlari kau tak jauh dariku

dan selanjutnya angin itu meloncat ke pucuk melati dan menerbangkan harum
aku hela nafas sebentar dengan membaui harum yang juga sebentar
menganggukkan kepala juga sebentar

batinku,tak perlu kau menjadi penebar melati, karena jika didekat jamban, baumu akan berubah pula
tapi batinku juga, dimanapun dirimu aku tahu kau sedang dimana dan bersama apa

jika rasamu adalah angin, kisahku tak pernah bohong

*puisi lawas lagi ..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline