Lihat ke Halaman Asli

Nur Azilawati

Mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga

Inovasi Mahasiswa BBK 3 UNAIR: Sosialisasi Abon Bandeng, Langkah Strategis Pencegahan Stunting dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Diperbarui: 29 Januari 2024   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasiana.com - Senin (29/01/2024) Dalam rangka mencegah tingginya angka stunting anak serta memperkuat ekonomi lokal Desa Jono, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata - Belajar Bersama Komunitas (KKN-BBK) 3 Universitas Airlangga telah berhasil melaksanakan program kerja yaitu sosialisasi dengan tajuk "Abon Bandeng Sebagai Pendorong Gizi: Strategi Terintegrasi untuk Pencegahan Stunting dan Pembangunan Ekonomi Lokal". 

Pada sebagian besar wilayah pedesaan di Indonesia, permasalahan gizi dan stunting masih menjadi tantangan utama. Kondisi ini tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik anak-anak, tetapi juga dapat berdampak negatif pada kemampuan kognitif dan perkembangan mereka. Oleh karena itu, KKN BBK 3 UNAIR mengambil inisiatif untuk mengintegrasikan kegiatan ekonomi dan kesehatan melalui promosi abon bandeng sebagai sumber gizi yang kaya.

Pentingnya gizi sejak dini tidak dapat dipandang sebelah mata, terutama di daerah pedesaan yang masih menghadapi tantangan ekonomi. Desa Jono, dengan potensi alamnya yang melimpah, terutama pada aspek pertambakan menjadi lokasi yang tepat untuk mengimplementasikan strategi terintegrasi yang melibatkan pemberdayaan ekonomi lokal melalui produk unggulan setempat.

Pemaparan materi mengenai pencegahan stunting pada anak-anak Desa Jono dan Abon Bandeng sebagai pendorong gizi oleh Dosen Pembimbing Lapangan

Salah satu hasil dari kegiatan ini adalah sosialisasi mengenai abon bandeng sebagai pendorong gizi. Abon bandeng dipilih karena ikan bandeng memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, termasuk protein, omega-3, kalsium dan berbagai nutrisi esensial yang lainnya untuk pertumbuhan anak-anak. Dengan mengolah bandeng menjadi abon, produk ini menjadi lebih mudah disajikan dan dikonsumsi oleh masyarakat, terutama anak-anak.

Sosialisasi tidak hanya melibatkan pemberian informasi mengenai manfaat gizi abon bandeng, tetapi juga mencakup penjelasan cara memproduksi abon bandeng secara mandiri. Mahasiswa KKN BBK 3 UNAIR bekerja sama dengan para ibu-ibu di Desa Jono untuk memberikan keterampilan dalam proses pengolahan abon bandeng. Hal ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat setempat dalam memanfaatkan potensi alam yang ada. 

Pemaparan materi mengenai pengenalan Abon Bandeng sebagai inovasi baru untuk pemberdayaan ekonomi lokal oleh salah satu anggota tim BBK 3 UNAIR Jono. 

Selain manfaat gizi, kegiatan ini juga diarahkan untuk memberdayakan ekonomi lokal. Dengan adanya pelatihan produksi abon bandeng, diharapkan masyarakat dapat membuka usaha kecil-kecilan untuk memasarkan produk mereka. Selain itu, peningkatan produksi abon bandeng di tingkat lokal dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Desa Jono.

Acara sosialisasi dengan jumlah peserta 29 yang terdiri dari BPD (Badan Pengawas Desa), Pemerintah Desa, Kader, Karang Taruna, ibu hamil dan anak stunting. Sosialisasi ini diselenggarakan pada hari Sabtu (27/01/2024) dimulai pada pukul 09.00 hingga 12.00 WIB di Balai Dusun Tugu, Desa Jono. Materi sosialisasi disampaikan oleh dua pemateri yakni Bu Ninuk Dian Kurniawati S. Kep., Ns., MANP (Dosen Pembimbing Lapangan) dan Muhammad Rizal Fauzi (Peserta BBK 3 UNAIR Jono). 

Para peserta sosialisasi antusias mengikuti pelatihan dan menyambut baik ide pengembangan produk lokal berbasis potensi alam desa mereka. Menurut Ibu Lurah Desa Jono yakni Ibu Minarti mengatakan bahwa Program Kerja Sosialisasi Stunting dan Abon Bandeng merupakan gagasan yang relevan dengan situasi yang ada di Desa Jono, khususnya mengenai inovasi Abon Bandeng. Hal ini menjadi langkah yang kreatif, inovatif, dan dapat menciptakan produk-produk baru bagi ekonomi desa mengingat kesulitan dari produksi bandeng sehingga diharapkan dapat memberikan nilai tambah dari bandeng di desa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline