Malam itu, aku dan orang tuaku keluar untuk membeli beberapa perlengkapan untuk berkemah. Kami membeli beberapa makanan serta beberapa perlengkapan lainnya untuk berkemah. Aku merasa gugup dan bersemangat pada saat itu. Lalu aku lanjut merapihkan barang-barang ku, setelah itu aku tidur untuk menunggu esok hari.
Keesokan harinya, nyalanya alarmku membangunkan diriku, aku langsung berdiri dari kasur dan mandi, seingatku jam menunjukkan pukul 3 pada saat itu. Dengan rasa kantuk, aku berangkat ke sekolah. Sekolah masih gelap dan sepi pada waktu itu, seiring waktu murid-murid lainnya mulai berdatangan dan meramaikan sekolah. Singkat cerita, jam menunjukkan angka 6 tetapi kami bel berangkat dari sekolah. Keberangkatan pada saat itu memang telat dari yang direncanakan tetapi pada akhirnya para pembina menyuruh kita untuk berkumpul dan setelah beberapa pesan kita akhirnya berangkat menuju lokasi kemah.
Singkat cerita, kami telah sampai lalu kami berkumpul untuk menunggu perintah selanjutnya, kemudian pembina memperintahkan untuk merapikan barang-barang dan tenda kami. Setelah merapikan tenda kami, pembina mengumpulkan kita untuk upacara pembukaan dan dilanjutkan dengan kegiatan game. Semua murid mengikuti kegiatan tersebut dengan semangat, game seperti adu yel-yel, simpul, dan banyak lagi. Kegiatan tersebut membuat kami kelelahan dan karena matahari menunjukkan waktu sore hari, kita melanjutkan kegiatan dengan masak-masak. Setiap regu memasak dengan semangat dan memperlihatkannya kepada para pembina.
Pada malam harinya, para pembina kembali mengumpulkan kami semua untuk kegiatan malam ini, yaitu jurit malam. Tujuan dari jurit malam ini simpel, yaitu pergi ke tiap pis dan kembali tanpa kehilangan anggota regu. Kegiatan ini memang terasa menegangkan tetapi ketika kalian telah melakukannya selama beberapa tahun mungkin kegiatan ini malah akan terasa menenangkan setidaknya bagiku. Singkat cerita, tiap regu berhasil kembali walaupun dengan beberapa "masalah" Kecil. Sebelum menutup kegiatan dan mengakhiri hari, kami melanjutkan ke kegiatan terakhir di malam ini, yaitu api unggun. Setiap regu duduk mengitari tumpukan kayu dan tiap ketua, termasuk diriku sendiri, memulai upacara api unggun dan membakar tumpukan kayu tersebut, api mulai menggerogoti kayu-kayu tersebut dan menghangatkan malam yang dingin itu, mlam itu ditutup dengan tawa dan iringan lagu bersama.
Keesokan harinya, kami dibangunkan lalu dikumpulkan kembali, kami mengganti pakaian menjadi baju olahraga karena kami akan melakukan senam bersama. Musik mengisi sekitaran perkemahan dan tiap murid bergerak mengikuti ritme. Kami semua merasa bersemangat setelah melakukan senam pagi. Lalu, karena lapar kita semua mulai memasak dan mandi pagi. Setelah itu, kami melakukan kegiatan terakhir sebelum upacara penutupan
Kegiatan terakhir tersebut yang tak lain tak bukan adalah game, lagi, tiap pembina menyebar ke beberapa pos-pos tertentu dan tiap pos memiliki tantangan berbeda. Kami mengitari kawasan kemah dan menyelesaikan tantangan demi tantangan, tiap detik kami menguras tenaga kami untuk pergi ke tiap pos. Setelah selesai, kami berkumpul kembali untuk melaksanakan upacara penutupan, para pembina menyampaikan pesan-pesan mereka dan kami menyelesaikan kemah kami
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI