Lihat ke Halaman Asli

Nur Asih Jayanti

Mahasiswa - Freelancer // Belajar menulis // CP : menurasih@gmail.com

3 Alasan Kamu Memiliki Hubungan Toksik dengan Uang

Diperbarui: 19 Februari 2023   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi hubungan toksik dengan uang : pexels.com

Hubungan toksik pasti sering kita dengar dan menggambarkan hubungan yang tidak sehat atau hubungan yang bersifat beracun. Hubungan toksik juga bisa mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

Perlu diketahui bahwa hubungan toksik tidak hanya terjadi antara sesama manusia tetapi juga dengan uang bisa terjadi. Hubungan toksik dengan uang berkaitan erat dengan manajemen finansial yang buruk di kehidupan sehari-hari.

Secara sederhana, hubungan toksik dengan uang akan berdampak negatif dan menyebabkan sengsara untuk diri kita. Kebiasaan kecil seperti mengelola finansial dengan asal-asalan, membandingkan finansial sendiri dengan orang lain dapat menjadi awal mula terbentuknya hubungan kamu dengan uang menjadi toksik. 

Nah, berikut alasan yang membuat hubungan kita dengan uang menjadi toksik?

1. Bisa jadi uang kamu memang kurang.

Inti permasalahannya terletak pada jumlah uang yang kamu miliki. Mau kamu berhemat bagaimanapun tetap tidak cukup uang tersebut untuk kebutuhanmu. 

Misalnya gaji kamu di bawah UMR atau gaji kamu UMR tetapi kamu memiliki kebutuhan lebih dari UMR. Bayangkan saat kamu hidup di Jakarta dengan gaji 5 juta dan ada keluarga yang harus kamu cukupi kebutuhannya, maka bisa dibilang agak ngepas (uangnya). Ditambah lagi jika nanti ada kebutuhan tak terduga seperti ada yang sakit jadi harus segera berobat.

Kalau sudah begitu, salah satu caranya kamu bisa budgeting. Kamu bisa mengatur dan mencatat semua pengeluaran financial kamu. Karena yang membuat uang tidak cukup sering kali kebutuhan lain-lain atau gaya hidup yang lebih dari uang kamu. 

Tetapi kalau kebutuhan kamu tidak bisa diturunin, maka kamu bisa melakukan side hustle. Kamu bisa mencoba part time, freelance, volunteer yang dibayar. Atau kamu bisa upgrade skill supaya gaji kamu bisa naik. 

2. Menyalahkan keadaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline