Lihat ke Halaman Asli

Nur Asih Jayanti

Mahasiswa - Freelancer // Belajar menulis // CP : menurasih@gmail.com

Harga Kedelai Melambung, Perajin Tahu Tempe Tak Produksi?

Diperbarui: 10 Maret 2022   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi kedelai : pixabay.com

Kenaikan bahan baku kedelai pada bulan Februari tahun 2022 dari Rp 8.500/kg menjadi Rp 11.000/kg menjadikan para perajin tahu tempe untuk berpikir dua kali dalam melakukan produksi. Menurut Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi ada dua penyebab harga kedelai impor mahal. 

Penyebab pertama yaitu cuaca buruk El Nina di Argentina, Amerika Selatan yang mengakibatkan harga kedelai per gantang naik, dari 12 dolar AS menjadi 18 dolar AS. Penyebab kedua yaitu permintaan kedelai yang tinggi terutama dari China.

Lalu bagaimana nasib perajin tahu tempe?

Berdasarkan dua penyebab di atas mengakibatkan harga kedelai impor naik dan perajin tahu tempe menjadi kelabakan. Jika harga bahan baku tinggi maka modal yang dikeluarkan juga akan tinggi. Tetapi harga jual tahu tempe tetap sama yang akan menjadikan para perajin tahu tempe merugi. 

Sampai pada bulan Maret tahun 2022 sekarang ini yang ditambah dengan perang Rusia-Ukraina, harga kedelai di pasar dunia kembali berlanjut naik. Ditambah dengan turunnya produksi kedelai di Brasil akibat cuaca buruk menjadikan harga kedelai impor semakin melambung. Jika dilihat harga kedelai impor mencapai Rp 11.300 sampai Rp 11.400 /kg pada tanggal 7 Maret 2022. 

Respon pemerintah?

Pemerintah sudah melakukan mitigasi dan menyiapkan kebijakan. Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyatakan bahwa stok persediaan kedelai aman untuk kebutuhan perajin tahu tempe dalam negeri dan cukup untuk dua bulan kedepan. 

Untuk menjamin stok kedelai tetap tersedia, Indonesia mengimpor kedelai dari negara lain, terutama dari kawasan Amerika Selatan. Perajin menuntut pemerintah untuk menstabilkan harga kedelai di pasaran sehingga dapat berproduksi seperti biasa. Ketua Gapoktindo sudah berkomunikasi dengan pemerintah yang mengisyaratkan dukungan kenaikan harga jual tahu tempe. 

Perlu kestabilan harga kedelai di pasaran sehingga perajin lokal tahu tempe tetap berproduksi seperti sedia kala. Apalagi di masa masa sulit seperti ini, jangan sampai karena faktor harga bahan baku perajin terpaksa berhenti berproduksi tahu tempe. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline