Lihat ke Halaman Asli

Bulu Babi, Duri Beracun yang Kaya Manfaat

Diperbarui: 13 November 2016   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://biosmagz.blogspot.co.id/2013_07_01_archive.html

Apabila anda adalah traveler yang sering menjadikan laut sebagai objek wisata, pastinya binatang laut  berduri ini tidak asing lagi di telinga anda. Saat berenang atau snorkeling di bawah laut kita harus selalu berhati-hati untuk tidak terperangkap pada sejuta keindahan yang ditawarkan di bawah sana. Karena tidak sedikit dari keindahan itu yang malah dapat membahayakan diri kita sendiri. Salah satu binatang yang patut diwaspadai adalah Bulu babi. 

Bulu babi adalah hewan berduri yang biasanya juga disebut dengan landak laut karena memiliki duri seperti landak yang hidup di bawah laut. Bulu babi (Sea Urchin) hidup di pesisir pantai atau perairan dangkal yang umumnya memiliki terumbu karang yang indah. Hewan yang berduri di sekujur tubuhnya ini memiliki sistem proteksi diri berupa racun yang ada pada duri-durinya. Hewan ini memang dirancang sedemikian rupa oleh sang Pencipta untuk melindungi diri dari serangan predator di habitatnya.

Makhluk pasif ini sebenarnya tidak menyerang, namun bukan tidak mungkin saat kita berenang di laut terjadi kontak fisik oleh hewan satu ini. Efek terkena bulu babi pada kulit ialah nyeri pada kulit yang tertusuk bulu babi bahkan reaksi pada tubuh yaitu kesusahan bernapas. Selain itu efek pasca tertusuk hewan ini adalah rasa gatal berkepanjangan hingga satu minggu lamanya, bahkan bisa lebih.

Sebenarnya berdasarkan hasil penelusuran ke berbagai sumber, zat antibodi manusia sudah cukup untuk menetralisir racun yang terdapat pada duri Bulu babi. Namun tetap membutuhkan penanganan yang tepat saat terjadi kontak fisik antara hewan ini dengan kulit. Jadi jangan terlalu panik akan keberadaan hewan ini. Cukup hati-hati dan menghindarinya saja saat sedang berenang di Laut.

Meski cukup membahayakan, dibalik durinya yang beracun bulu babi juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan bahkan pemanfaatannya sampai pada lingkup dunia kefarmasian.Pemanfaatan bulu babi sebagai bahan makanan adalah dengan mengambil gonadnya. Gonad (kelenjar kelamin) bulu babi merupakan komoditas pangan yang dikenal secara luas dan merupakan makanan yang bernilai gizi tinggi. Gonad bulu babi mempunyai sekitar 28 jenis asam amino yang sangat berguna untuk pertumbuhan dan kesehatan manusia.

Selain itu dalam dunia kefarmasian, bulu babi mengandung asam lemak tak jenuh omega 3 yang berkhasiat untuk menurunkan kandungan kolesterol manusia serta memiliki aktivitas sebagai antioksidan da. Bulu babi juga kaya kandungan vitamin A, vitamin B kompleks dan mineral yang dapat memperlancar fungsi sisstem saraf dan metabolism tubuh manusia.

Selain manfaat di atas ada lagi manfaat lain dari Bulu babi yang tak kalah menakjubkannya yaitu dapat digunakan sebagai bioindikator pencemaran laut. Dari bebarapa peneliti menyatakan bahwa akumulasi bulu babi mencerminkan kelimpahan dan bioavailabilitas dalam air terkontaminasi, sehingga dapat dikatakan bahwa bulu babi memiliki sensivitas yang tinggi terhadap logam berat.

Bulu babi sangat peka terhadap polutan logam berat. Untuk menentukan suatu organisme dapat digunakan sebagai bioindikator logam berat di perairan harus memiliki kriteria berupa: spesies yang dominan dalam populasi, dapat disampling pada setiap musim, toleran terhadap polutan, dan mudah dipelihara pada kondisi laboratorium. Bulu babi jenis Deadema setosum dapat digunakan untuk menentukan status kontaminasi logam pada ekostem coral.

Di Indonesia bulu babi belum dimanfaatkan secara maksimal hanya sebagian kecil yang dapat dikomsumsi dan sisanya hanya dijadikan sampah dan dibuang begitu saja. Selain itu bulu babi dapat merusak karang sehingga kebanyakan disingkirkan dari karang. Bulu Babi sering diabaikan, karena durinya yang beracun, namun dibalik durinya yang tajam dan beracun tersimpan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia.

"Terkadang kita hanya berhak menikmati keindahan

alam cukup dengan penglihatan saja"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline