Lihat ke Halaman Asli

Senandung Hujanku

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam 6 lewat 10,rinai hujan masih terdengar dibalik atap rumah.
Terdengar sangat merdu ditelingaku,membuatku menyingkapkan selimut tebal yang memelukku semalamam.
Dan disinilah aku sekarang,duduk menekuk lutut menikmati alunan rintik hujan di pagi.
Dinginnya menelusup tapi aku menyukainya.
Ya,aku menyukai hujan sangat menyukainya.
Aku menyukai rintiknya yang menyejukkan kulitku,
Dinginnya yang menelusup hingga ke ruang hampa dalam hati,
Tapi satu hal yang sangat aku suka..
Hujan dan senandung rindunya.
Ada senandung yang lirih terdengar saat hujan turun bahkan saat hujan deras sekalipun guntur dan kilat menyertai.
Ingin rasanya menjejak tanah dan menari bersama senandung hujan.
Tapi logika masih bisa menahan hasrat kekanak-kanakan ini..
Cukup nikmati aku dari balik atap rumah saja,,bisik sang hujan.
Selamat pagi,,°(^ ⌣ ^)/°




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline