Lihat ke Halaman Asli

Nur Ansar

Pekerja lepas

Kereta Terakhir

Diperbarui: 18 September 2017   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Info Commuter Line (twitter.com/commuterline)

Saya berjalan menuju stasiun Klender. Dari tempat tinggal, jaraknya lumayan dekat, sekitar2 kilo meter. biasanya, jika berangkat ke stasiun, saya menunggu angkot. Tapi kali ini saya jalan kaki saja.

Hari itu, saya merasa bosan. Udara panas, membuat pikiran saya tidak tenang. saya hanya keluar masuk rumah, tak jelas mau bikin apa. Akhirnya sore hari pun tiba, udara lumayan membaik. Tiba-tiba masuk chat dari kawan. Isinya hanya ajakan ngobrol di kantornya.

Oke, saya memutuskan untuk mandi dulu, biar segar. Selanjutnya berangkat. Seperti biasanya, kalau saya bepergian, saya menggunakan KRL. Menggunakan KRL lebih murah, dibanding yang lain. Di sisi lain, dengan menggunakan KRL, kita bisa terhindar dari macet.

Sore hari, cuaca di luar rumah masih panas. Kendaraan mulai memadati jalan raya. Para pekerja mulai pulang ke rumah masing-masing. Saya berjalan di atas trotoar, di samping kendaraan mereka yang maju pelan karena macet.

Pengguna jasa KRL, rupanya mulai memadati stasiun Klender. Mereka berjejer di peron, menunggu datangnya KRL. Kedua peron stasiun semuanya penuh. Baik peron jalur dua yang ke arah Bekasi, maupun peron di jalur satu yang ke arah Jakarta Kota. Sepertinya saya berangkat bertepatan dengan jam pulang kerja.

Stasiun Klender memang selalu penuh di dua waktu. Pertama, stasiun akan penuh di pagi hari, karena penumpangnya berangkat kerja. Yang kedua adalah sore hari hingga habis magrib, karena penumpangnya adalah pekerja yang pulang ke rumah masing-masing. Sungguh waktu yang membuat stasiun menjadi ramai seramai-ramainya.

saya berangkat dari Klender menuju Duren Kalibata. Untuk menuju stasiun Duren Kalibata, harus transit di Manggarai, dan menggunakan KRL jurusan Depok-Bogor. Perjalanan menuju Manggarai, lumayan ramai. Tapi tak begitu menyesakkan lah. Berbeda ketika perjalanan menuju Duren Kalibata, pengguna kereta sudah amat banyak, akhirnya berdesak-desakan. Kadang saya susah bernapas dibuatnya.

Dengan kesabaran yang ekstra, akhirnya sampailah saya di Stasiun Duren Kalibata. Saya merasa lega, karena sudah keluar dari kereta. Selanjutnya menuju sekretariat kawan saya. Saya di jemput di Stasiun, jadi tak perlu menggunakan ojek atau angkot.

Di sekretariat kawan saya, saya hanya ngobrol biasa. Sekadar bercanda mengisi waktu libur. Daripada harus berada di tempat saya dan tak tahu mau bikin apa. Hanya mondar-mandir mengeluh karena panas.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Saya bersiap pulang. Tapi karena mempertimbangkan keramaian di stasiun, maka saya mengundur jam pulang. Saya pulang setengah 11 malam. Benar saja, stasiun mulai tak ramai.

***

Pintu KRL terbuka, orang-orang masuk ke dalam. Stasiun mulai sepi, hanya penjaga dan sedikit orang yang menunggu KRL jurusan lain. Dari peron, dari tempat di mana saya duduk, saya melihat penumpang KRL tak banyak. Tak seperti saat sore atau pagi hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline