Lihat ke Halaman Asli

Nurutami Annisa Fitri

Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa KKN UPI 2023: Workshop Pembuatan Ekoenzim Sebagai Solusi dalam Mengatasi Limbah Organik

Diperbarui: 2 September 2023   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi Kelompok Jayaraksa KKN UPI 2023

Sampah masih menjadi masalah di berbagai kota di Indonesia, salah satunya kota Sukabumi. Berdasarkan dataset yang diambil dari tahun 2015 hingga tahun 2021 dengan merujuk Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Sukabumi merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah produksi sampah yang besar di setiap harinya. Jayaraksa merupakan salah satu kelurahan di Kota Sukabumi, tepatnya berada di Kecamatan Baros. Di kelurahan tersebut, masih terdapat warga yang minim kesadaran terkait urgensi untuk memilah sampah anorganik dan sampah organik rumah tangga. Hal ini dibuktikan dengan masih kurangnya tempat sampah yang terdiri dari tempat sampah organik dan anorganik. 

“Sudah beberapa kali sosialisasi mengundang DLH (Dinas Lingkungan Hidup) tapi cuma  segelintir saja yang mengikuti cara memilah sampah supaya di TPSS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara) itu tidak terlalu menumpuk. Jadi bukan hanya sampah yang organik saja. Baru RW 1 saja yang bisa melaksanakan pemilahan sampah sampai mempunyai Banksami (Bank Sampah Sukabumi)”, ujar Ibu Hildania, lurah Kelurahan Jayaraksa ketika ditemui pada Jumat (22/07).

Melihat permasalahan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan workshop pembuatan ekoenzim dari limbah organik rumah tangga. 

Ekoenzim adalah ekstrak cairan yang dihasilkan dari fermentasi sisa sayuran dan buah-buahan dengan substrat gula merah. Kegiatan ini berorientasi untuk mengedukasi masyarakat Kelurahan Jayaraksa terkait pentingnya pengolahan kembali limbah organik rumah tangga menjadi suatu produk yang bermanfaat. Teknik fermentasi dilakukan dengan mencampur sampah sisa sayur dan sisa buah bersama dengan gula merah dan air dalam kurun waktu minimal tiga bulan. Ekoenzim sendiri memiliki manfaat yang berlimpah, beberapa diantaranya yaitu sebagai desinfektan, pupuk tanaman, pembersih lantai, dan pembersih kerak.

Sasaran dari kegiatan tersebut adalah ibu-ibu kader posyandu di Kelurahan Jayaraksa. Workshop dilakukan di empat posyandu yang berada di RW yang berbeda, yaitu Posyandu Cempaka 1A (RW 1), Cempaka 2 (RW 2), Cempaka 4A (RW 4), dan Cempaka 5A (RW 5). Workshop pembuatan ekoenzim ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan posyandu rutin di Kelurahan Jayaraksa sehingga dihadiri pula oleh warga setempat. Selama workshop, mahasiswa KKN UPI 2023 memberikan pengetahuan praktis tentang pembuatan ekoenzim, bagaimana menggunakannya untuk mengurangi limbah organik, serta bagaimana pemanfaatannya untuk kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, dapat tumbuh kesadaran dan kepedulian masyarakat di Kelurahan Jayarakasa dalam mengelola limbah organik rumah tangga. Segenap terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Asep Deni Gustiana, M.Pd selaku dosen pembimbing lapangan yang telah mengarahkan dan memberi masukan kepada kelompok KKN Jayaraksa, terlebih selama proses kegiatan workshop ekoenzim berlangsung. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline