Berdebat? sering debat ama teman-teman sekolah atau kampus? dengan orang tua atau dengan orang lain di sekitar kita? Yang dibicarakan disini adalah debat atau perdebatan di kalangan teman sebaya. Pasti kita-kita sudah sering banget berdebat entah masalah make-up, gosip artis, pengetahuan, politik-ekonomi-sosial dalam negeri, dan ada yang lebih sensitif lagi ke masalah agama, suku, budaya dan lain-lain. Masalah-masalah itu hangat diperbincangkan dengan berbagai topik dan tanggapan yang berbeda-beda dari kalangan kita. Dalam menanggapi dan menilai suatu masalah setiap orang berbeda-beda karena persepsi masing-masing orang berbeda, oleh karena itu perbedaan pendapat pasti ada dan bisa menjadi cikal-bakal suatu perdebatan dimulai.
Pastinya pernah yah kita berusaha mempertahankan pendapat atau argumen kita dan meyakinkan orang atau lawan debat untuk sependapat dengan kita. Tapi bukan itu yang namanya debat, itu namanya maksa, berbicara masalah debat sebenarnya saya bukan ahli debat atau orang yang suka berdebat. Tetapi disini saya ingin membicarakan saja tentang perdebatan ini. sepertinya menarik walaupun gak ada yang tertarik untuk baca tulisan ini.(kasian deh gue) oke, kembali ke masalah debat awal, kenapa dibilang maksa? Orang yang berdebat dengan cara itu akan menyesatkan diri sendiri akibat keterpaksaan kebenaran (kalo argumennya salah) dengan keegoisan dirinya sendiri. Paling males banget gak sih kalo kita berhadapan sama orang kritis dan ngotot mempertahankan pendapatnya?? iya syukur-syukur dah tu orang kalo dia bener. Sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, sodoran perdebatan dari rekan yang sekedar memberi informasi dan bertanya sesuatu atau meminta pendapat dan tanggapan dari kita terhadap suatu masalah atau topik hangat tertentu. Nah tidak jarang ujung-ujungnya menjadi perdebatan. Seseorang yang tidak puas dengan jawaban kita akan tetap memegang argumennya dan terus-terusan menegaskan siapa yang benar? "aku ataukah kamu?". Yang benar pasti yang punya pendapat yang tepat dan sayangnya diantara kedua pihak atau beberapa pihak yang mempunyai pendapat merasa bahwa dirinya benar.
Wah, ininih yang susah, memang terkadang fitrah sebagai manusia kita ingin selalu benar di mata orang lain tapi disamping itu kita harus menghargai pendapat orang lain. Untuk mencari kebenaran itu, harus ada alasan yang logis dan lebih bagus lagi kalau ada sumber dan pegangan atau teori yang bener-bener masih dipakai atau ditetapkan sampai sekarang (perdebatan itu berlangsung). Menang atau kalah dalam berdebat itu gak penting, yang penting kita tau mana yang benar dan yang salah harus dibenarkan, bukankah dari perdebatan itu suatu pembelajaran, pengkajian bersama yang dari tidak tau menjadi tau? NAH.. kadang emang nyebelin ya, kalo kita punya pendapat yang bener-bener exact atau berdasarkan ama pengetahuan kita tentang pendapat kita itu, dikritisi bahkan disalahkan dan muncul pendapat dari teman lain yang sudah jelas dia salah dan gak ada sumber yang dia pegang. parahnya lagi dia ngotot, malas gak siih? lebih males lagi yang ngajakin debat awal dia duluan. Mau kita bilang beberapa alasan logis tetep gak percaya, pas kita tanya apa alasan dia, dia bilang pake "kayaknya" dan tetep ngotot ama pendapat yang salah? Cara mengatasinya adalah apabila kita tidak bisa memenangkan perdebatan itu, jangan ubah haluan, pendapat kita itu tetap kita pertahankan. Kalau memang sudah terpaksa meng-iya-kan dan mengakui pendapat teman itu benar.. ya sudah iyakan aja! toh emang dia yang salah, dan lu yang bener, gak ada gunanya deh debat ama orang kayak gitu. Kalo kita gak mau kalah, tapi terpaksa ngalah, ya udah kita tetep menang kok, walaupun versi dia, kita kalah seenggaknya tetep bener kita. dan kebenaran akan segera terungkap! haha.. Kalo kita udah bener-bener muak ama tuh orang, beri dia umpan balik! lakukan pengototan juga!.
Nah untuk pencegahan yang paling tepat, kalo dia ngajak debat lagi, lebih baik gak usah diladenin deh.. :)
Mohon maaf apabila ada yang tersinggung dalam tulisan ini, ini murni tidak ada maksud untuk menyinggung siapapun. Karena berdasar pengalaman saya yang sering ketemu orang ngotot, saya cuma ingin memberi tips apabila kita berhadapan dengan orang yang ngototan. Orang yang ngotot juga manusia dan jangan dijauhi ya, lebih bagus kalo kita menjadikan teman kita itu untuk memperkuat dan menguji kemampuan kita. Bukankah lebih baik kita dapat mencari dan menggali sesuatu lebih dalam lagi dengan kritisi dan pendapat yang susah digoyahkan. Membuat kita bersemangat untuk mencari mana yang benar dan membuktikan sebuah kebenaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H