[caption id="attachment_200311" align="aligncenter" width="540" caption="ilustrasi : duniadalamkata.com"][/caption]
Aku melihat kematianku
di koran pagi itu
wajahku menghias obituari
itukah aku?
inikah akhir kehidupanku?
tapi siapakah " si pecinta dunia " ini?
Mengapa namanya bukan namaku ?
ini wajahku..
Kesalahan cetakkah?
Tidak,
ini bukan aku...
**
Di pagi yang lain
kutemukan kembali kematianku
di berita televisi
kali ini juga wajahku
tersandang kematian
tapi siapa "si penjual dosa" ini?
Kepalaku menggeleng kuat-kuat
hati terisak-isak di dalam
Tidak,
ini bukan aku...
**
Pada lembar koran yang lain
di televisi yang lain
di pagi yang lain
kembali ditemukan wajahku
tetap dengan nama yang berbeda
si penikmat maksiat
si penyandang berkarung-karung ghibah
si buta-tuli-mati rasa
si pengagum nafsu
dan
keledai bodoh yang tersesat..
**
Nama apa lagi
yang akan kutemukan esok pagi?
Ketika wajahku
benar-benar menjadi head line berita
kematian
...
___________
Kubaca berkali-kali, berulang, kembali dibolak balik, secarik kertas yang kutemukan di gudang pagi ini. Betapa terangkai pertanyaan yang membola salju, membesar, kuncup menjadi sebuah tanda tanya besar, dengan nama apa aku akan dikenang nanti ?
Salam muhasabah
*terinspirasi dari kisah Alfred Nobel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H