Lihat ke Halaman Asli

Cinderella Syndrome (YCPA 2012)

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1339940971277440613

[caption id="attachment_188702" align="aligncenter" width="500" caption="gambar : www.thedphoto.com"][/caption]

Apa kau cukup baik,

untuk dilabeli perempuan baik-baik?

,

Bagaimana persepsi mereka tentang menjadi perempuan baik-baik?

Diam-diam memendam cinta, cita, harapan, impian, rasa dan keinginan?

Tiada membantah, senantiasa menurut, membiarkan kreasi-inovasi terkremasi hidup-hidup?

Bersembunyi di bawah rutinitas panci, penggorengan, sayur-mayur, baju kotor dan kain pel?

Kemudian tenggelam dalam rotasi dapur, kamar mandi, dan kasur?

Atau bagaimana sebaik-baik perempuan menurutmu?

,

Lalu,

setelah kau menjadi perempuan baik-baik,

bagaimana mereka menemukanmu?

Bagaimana kau menemukan perempuan dalam dirimu?

,

Kau hanya gadis kecil kala itu

Ibu mencekoki waktu dengan kisah Cinderella

Ia gadis baik-baik,

memasak,

mencuci,

menurut,

pasrah,

tertindas,

pleghmatis...

,

Sisi negatif Cinderella hidup dalam dirimu

menjadi buah sikap yang nyata

membentuk karakter hingga usia dewasa

mungkin,

Ibu tiada pernah menyadarinya...

,

Berbeda dengan Rio kecil

Ibu memberikan kisah-kisah Superhero

Komik-komik Superman, Batman dan lainnya

untuk bekal alam bawah sadarnya

bahkan lebih dari itu

untuk refleksi jiwanya di masa-masa mendatang

Ia kuat,

peduli,

penolong,

berpikir luas,

bebas,

sedikit keras,

optimis,

koleris...

,

Ia tumbuh menjadi lelaki

sebagaimana kejantanan menjadi takdirNya...

,

Dalam kehidupan seksualitasnya,

jika Superman mampu mencapai orgasme?

Mengapa Cinderella tidak mampu?

Atau mungkin bukan tidak mampu, hanya tidak ingin...

,

Cinderella terjebak

pada keinginan yang tak nyaman dikomunikasikannya

tabu baginya menginginkan kenikmatan orgasme

Ia menjadi perempuan baik-baik

yang diam-diam memendam cinta, cita, impian, rasa dan keinginan...

,

Apakah kau dan perempuan Indonesia lainnya

masih terjebak pada syndrome Cinderella?

menjadi perempuan baik-baik

yang diam-diam

memendam cinta, cita, impian, rasa dan keinginan…

lalu terkubur dan alpa melakukan ‘sesuatu’…

,

Caring

Kepedulian…

Peduli bukan hanya pada sesama

Pada bumi,

Pada hewani,

Pada Tetumbuhan,

Pada air, udara, laut, langit,

Lebih dari itu

Peduli pada diri sendiri

,

Ada sesuatu dalam dirimu

Yang mungkin belum jua kau pahami

Siapa yang akan membantumu menemukannya

Menunggu orang lain,

Atau berani untuk menemukannya sendiri?

,

Caring for yourself is to seek your pleasure

(Firliana Purwanti)

_______________________________

Tulisan ini hasil refleksi dari presentasi inspiratif dari Mba Firliana Purwanti dalam Femme Talks Caring Colours YCPA 2012 (16/6/12) di Jakarta Theather. Saya ucapkan terima kasih untuk Kompasiana dan Caring Colours yang sudah memberikan kesempatan kepada Saya untuk mengikuti acara yang sungguh menginspirasi ini.

Firliana Purwanti adalah penulis buku The ‘O’ Project, Proyek ini berhasil membongkar kebisuan perempuan terhadap kenikmatan seks dan orgasme. Lebih lengkap tentang‘O’ Project, sila klik about The Orgasm Project.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline