Oleh : Syamsyul Yakin (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) & Nur Andhita Pramudhita (Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Di era digital ini, dai tak hanya berceramah di mimbar masjid, tapi juga menjelma menjadi influencer di dunia maya. Melalui media sosial, blog, dan platform online lainnya, mereka menyebarkan pesan dakwah kepada jutaan orang dengan hitungan detik.
Namun, menjadi dai online tak semudah membalikkan telapak tangan. Di tengah perang narasi yang marak di dunia maya, dai dituntut untuk cerdas, kreatif, dan memahami teknologi.
Kiat Sukses Dai di Era Digital yaitu : Menyentuh emosi, membangun kredibilitas, merangkul perbedaan, memanfaatkan teknologi, dan
Menyentuh Emosi: Buatlah konten yang menarik, menyentuh hati, dan membangkitkan emosi para pengguna media sosial. Gunakan video singkat dengan durasi maksimal 3 menit dan bahasa yang mudah dipahami.
Membangun Kredibilitas: Sajikan konten yang berbasis data dan riset agar terkesan berwawasan luas dan multidisipliner.
Merangkul Perbedaan: Gunakan bahasa yang inklusif, toleran, dan moderat untuk menjangkau audiens yang beragam.
Memanfaatkan Teknologi: Bangun tim ahli teknologi informasi untuk membantu pengelolaan akun media sosial, pengawasan keamanan, dan pengembangan aplikasi dakwah.
Dai yang sukses di era digital adalah dai yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan pesan dakwah yang inspiratif dan mencerahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H