Lihat ke Halaman Asli

Karakteristik Utama Ilmu Dakwah

Diperbarui: 19 Juni 2024   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Syamsul Yakin (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) & Nur Andhita Pramudhita (Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Dakwah bisa dipandang sebagai ilmu jika ia empiris, yaitu berasal dari riset yang teliti, baik itu studi literatur atau penelitian lapangan. Ilmu dakwah juga dianggap demikian jika diperoleh dari observasi yang cermat, baik secara individu maupun kelompok, serta eksperimen yang diulang-ulang hingga membentuk konsep dan teori.

Selain itu, ilmu dakwah harus terstruktur dan metodenya harus ilmiah serta objektif agar mudah dipahami oleh semua orang. Ilmu ini harus memiliki perencanaan yang matang dan menggunakan metode yang konsisten.

Pokok dan detail ilmu dakwah harus dapat dijelaskan dengan akurat untuk memperlihatkan keterkaitan antara keduanya, sehingga pemahaman yang komprehensif dapat dicapai. Ini menunjukkan bahwa ilmu dakwah harus bersifat analitis.

Ilmu dakwah juga perlu objektif, artinya bebas dari prasangka dan harus berdasarkan fakta, bukan khayalan atau emosi. Objektivitas di sini berarti tidak terpengaruh oleh pandangan subjektif.

Ilmu ini juga harus bisa diverifikasi atau dibuktikan kebenarannya melalui fakta yang mendukung teori dan konsepnya. Artinya, keabsahan ilmu dakwah dapat diuji dengan data yang ada.

Dakwah juga harus dapat didekati dengan sikap kritis, dihasilkan dari proses analisis dan evaluasi yang mendalam. Pendekatan kritis merupakan bagian dari metode ilmiah dalam merespons ilmu dakwah.

Selanjutnya, ilmu dakwah harus mematuhi prinsip-prinsip ilmiah, yaitu disusun secara sistematis, objektif, rasional, dan empiris sebagai sebuah bidang studi.

Terakhir, ilmu dakwah harus logis, sesuai dengan aturan logika, benar dalam penalaran, dan masuk akal.

Itulah delapan karakteristik ilmu dakwah: empiris, sistematis, analitis, objektif, verifikatif, kritis, ilmiah, dan logis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline