Lihat ke Halaman Asli

nur amirah yolanda putri

Mahasiswa Univerisitas Negeri Semarang

Implementasi Hak Asasi Manusia dalam Masyarakat Dunia

Diperbarui: 22 November 2024   04:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah prinsip dasar yang diakui secara global dan menjadi landasan bagi kehidupan yang bermartabat. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1948 menjadi momen penting dalam sejarah peradaban manusia, yang menegaskan bahwa setiap orang memiliki hak-hak dan kebebasan dasar yang tidak boleh didiskriminasi. 

Meski demikian, penerapan HAM di berbagai negara masih menghadapi banyak tantangan. Ketimpangan dalam hal gender, ras, etnis, dan status sosial masih marak terjadi di banyak tempat. Diskriminasi atas dasar agama, orientasi seksual, dan disabilitas juga menambah rumitnya persoalan ini.

Dalam konteks globalisasi, kesadaran akan pentingnya HAM semakin meningkat. Penyebaran informasi melalui media sosial dan internet telah memungkinkan masyarakat di berbagai belahan dunia untuk lebih memahami dan memperjuangkan hak-hak mereka. Kampanye dan gerakan global seperti #MeToo, Black Lives Matter, dan Climate Justice telah menunjukkan betapa kuatnya kesadaran kolektif dalam memperjuangkan HAM.

Namun demikian, masih terdapat banyak wilayah dan kelompok yang belum menikmati hak-hak tersebut secara optimal. Ketidakadilan struktural dan sistemik, kurangnya akses terhadap sumber daya, serta keterbatasan pendidikan dan kesadaran HAM menjadi penghalang utama. 

Tantangan ini memerlukan pendekatan multilateral yang melibatkan Pemerintah, lembaga internasional, masyarakat sipil, dan individu perlu bekerja sama untuk menciptakan dunia dimana setiap orang dapat sepenuhnya menikmati hak asasi mereka.

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah prinsip dasar yang diakui secara global dan menjadi landasan untuk kehidupan yang bermartabat. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ?DUHAM), yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1948, merupakan titik penting dalam sejarah peradaban manusia, yang menegaskan bahwa setiap individu berhak atas hak dan kebebasan dasar tanpa adanya diskriminasi. 

Implementasi HAM di berbagai negara dan budaya menunjukkan variasi yang signifikan, yang dipengaruhi oleh konteks politik, sosial, ekonomi, dan budaya setempat. Negara-negara dengan sistem pemerintahan demokratis cenderung memiliki penegakan HAM yang lebih baik dibandingkan dengan negara-negara dengan rezim otoriter.

 Misalnya, Swedia dikenal sebagai salah satu negara dengan penegakan HAM yang kuat, dengan kebijakan progresif dalam hal kesetaraan gender, kebebasan berpendapat, dan perlindungan terhadap minoritas.

Namun, tantangan dalam penerapan HAM masih sangat besar. Diskriminasi berbasis gender, ras, etnis, dan agama masih menjadi masalah utama di berbagai belahan dunia. Perempuan di banyak negara masih menghadapi kekerasan berbasis gender, pernikahan anak, dan akses yang tidak setara terhadap kesempatan kerja dan pendidikan. 

Diskriminasi terhadap kelompok minoritas, termasuk kelompok LGBT+ juga masih banyak terjadi, dengan banyaknya negara yang memiliki hukum yang mengkriminalisasi orientasi seksual dan identitas gender non-normatif.

PBB dan berbagai organisasi non-pemerintah (LSM) berperan penting dalam upaya meningkatkan kesadaran dan perlindungan HAM. PBB memiliki berbagai mekanisme untuk memantau dan menegakkan HAM, termasuk Komisi Hak Asasi Manusia PBB dan berbagai konvensi internasional. LSM juga berperan aktif dalam advokasi dan pelaksanaan program-program yang mendukung HAM, seperti kampanye kesadaran, pelatihan, dan bantuan hukum untuk korban pelanggaran HAM. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline