Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Nur Amien

Penulis Bebas Bersahaja

(Cerpen) "Kucing itu Tiba-tiba Datang ke Rumah"

Diperbarui: 21 Oktober 2024   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kucing-kucingku sarapan (sumber My Document)

Cerpen Konten Anabul

"Kucing itu Tiba-tiba Datang ke Rumah"

Seekor kucing muda tiba-tiba muncul di halaman pagi itu, dan aku sedang menyeruput kopi hitam hangat di beranda rumah. Bulu kucing itu berwarna hitam coklat dominan putih, tetapi telinganya dan ekornya memiliki corak cokelat muda. Seolah-olah dia mencoba berbicara, matanya besar dan menatapku dengan tajam. Selama hidup saya, kucing tidak pernah datang tanpa diundang.
Kucing itu mendekat dengan perlahan. Langkahnya pelan dan hati-hati. Ia sepertinya meminta izin untuk memasuki rumah. Aku menatapnya sambil tersenyum, lalu tanpa berpikir lama, meletakkan cangkir kopiku dan mengambil ikan goreng sisa sarapan di atas meja makan. Ketika kucing mencium bau ikan, dia segera dating mendekat.

"Hei, kamu mau makan?" tanyaku pelan sambil mengulurkan sepotong kecil ikan.

Tanpa menunggu lama, kucing itu langsung melahap ikan yang kuberikan. Selesai makan, ia menggesekkan tubuhnya ke kakiku, seolah-olah berterima kasih. Aku tertawa kecil, merasa lucu dengan tingkahnya.

Hari-hari berlalu, dan kucing itu semakin sering datang ke rumah. Aku tak tahu dari mana asalnya, tapi ia seolah sudah merasa nyaman di sini. Aku mulai memberinya nama, "Miu" , karena suaranya yang lucu, miau miau. Setiap kali aku pulang kerja, Miu selalu menungguku di depan pintu, menggesekkan tubuhnya dan mengeong pelan.

Awalnya, aku tak pernah berpikir untuk memelihara kucing. Bagiku, hewan peliharaan adalah tanggung jawab yang besar. Tapi Miu hadir begitu saja, tanpa aku rencanakan. Tanpa sadar, aku mulai menyediakan makanan khusus kucing di rumah, bahkan memberinya tempat tidur kecil di sudut ruang tamu.

Putih membawa keceriaan di hari-hariku. Saat aku merasa lelah atau stres dengan pekerjaan, ia selalu ada di dekatku, duduk di pangkuanku atau tidur di sebelahku saat aku membaca buku. Ada ketenangan yang ia bawa, seolah-olah ia mengerti perasaanku tanpa perlu kata-kata.

Suatu hari, aku menemukan Miu mengandung. Aku kaget, tapi sekaligus senang. Aku merawatnya dengan lebih perhatian, memastikan ia makan dengan cukup dan istirahat di tempat yang nyaman. Beberapa minggu kemudian, Miu melahirkan empat anak kucing yang lucu dan menggemaskan. Rumahku yang dulu sepi kini penuh dengan suara mengeong dan kejar-kejaran anak-anak kucing yang lincah.

Aku semakin jatuh cinta dengan dunia kucing. Ternyata, memelihara mereka tidak hanya memberiku kesenangan, tetapi juga pelajaran tentang kasih sayang dan tanggung jawab. Miu dan anak-anaknya kini menjadi bagian dari keluargaku. Aku yang dulu merasa canggung dengan hewan peliharaan, kini tak bisa membayangkan hidup tanpa mereka.

Kucing-kucing itu datang tiba-tiba, tanpa diundang. Tapi kehadiran mereka justru mengisi ruang kosong dalam hidupku, memberikan kebahagiaan yang tak pernah kuduga sebelumnya. Aku sadar, terkadang kebahagiaan datang dengan cara yang tak terduga---seperti seekor kucing yang tiba-tiba muncul di depan pintu rumah kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline