Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Nur Amien

Penulis Bebas Bersahaja

Pertumbuhan Ekonomi Global dan Indonesia 2020 - Triwulan II 2024

Diperbarui: 30 Agustus 2024   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Akibat pandemi Covid 19 diakhir tahun 2019, ekonomi global mengalami penurunan tajam pada tahun 2020 termasuk Indonesia. Kegiatan ekonomi pada tahun 2020 sempat terhenti ketika banyak negara memberlakukan Lockdown akibat pandemi Covid yang meningkat, tak hanya berdampak pada krisis kesehatan, pandemi Covid-19 juga menyebabkan perekonomian sebagian besar negara-negara di dunia tumbuh negatif bahkan resesi. Pada tahun 2020, hanya sebagian kecil negara di dunia yang masih bertahan dan mengalami pertumbuhan ekonomi positif, seperti Tiongkok (2,3 persen), Vietnam (2,9 persen), dan Taiwan (2,98 persen). Negara maju seperti AS mencatat pertumbuhan ekonomi negatif sebesar 3,5 persen, Jerman turun sebesar 5%, Inggris turun sebesar 9,9 persen, dan Jepang menyusut 4,8 persen. Sementara Perancis dan Italia menutup tahun 2020 dengan kontraksi masing-masing 8,2 persen dan 8,9 persen. Sedangkan Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi negatif sebesar 2,0 persen pada tahun 2020.

Pada tahun 2021 Ekonomi Global sudah mengalami pemulihan dan tumbuh sebesar 6,0 persen. Hal ini didukung stimulus kebijakan dan kerjasama Internasional dari banyak negara meskipun laju perbaikannya tidak merata antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang. Ekonomi Indonesia sudah mengalami perbaikan dengan pertumbuhan ekonomi positif 3,74 persen. Hal ini menunjukkan Indonesia dapat memulihkan ekonominya cukup cepat pada saat krisis ekonomi akibat pandemi Covid 19 melanda dunia. Dengan melakukan berbagai kebijakan - kebijakan yang kontroversi bagi rakyat tetapi dapat menyelamatkan ekonomi makro Indonesia.

Pada tahun 2022 pertumbuhan ekonomi global mulai terdorong membaik walaupun masih mengalami perlambatan. Perlambatan pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 diantaranya disebabkan pertama masih mewabahnya pandemi Covid-19 di Tiongkok meskipun pada tingkat ringan. Kedua adanya pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan oleh sebagian besar negara termasuk di negara-negara maju, walaupun pengetatan kebijakan moneter ini diperlukan untuk stabilisasi harga. Secara keseluruhan tahun 2022, pertumbuhan ekonomi global 3,5 persen sedangkan negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura masing-masing tumbuh sebesar 2,1; 3,0; 1,0; 2,6; dan 3,8 persen dan Indonesia sebagai negara berkembang pertumbuhan ekonomi cukup baik mencapai 5,31 persen kembali normal seperti sebelum pandemi tahun 2019 (5,02 persen).

Pada tahun 2023 pertumbuhan ekonomi global masih mengalami perlambatan dari 3,5 persen menjadi 3,3 persen. Hal ini disebabkan pertama masih berlangsungnya dampak pasca pandemi Covid 19, kedua adanya peperangan invasi Rusia ke Ukraina yang berdampak pada terhentinya pasokan-pasokan gandum dari negara Rusia ke negara-negara Eropa, Afrika dan Asia dan ketiga krisis biaya hidup yang terus melejit pasca pandemi Covid 19. Pertumbuhan ekonomi negara - negara maju seperti Amerika mulai menguat 3,1 persen, Tiongkok mengalami ekspansi 5,2 persen, Jepang stagnan 1,0 persen, Korea Selatan dan Singapura melambat kembali 2,2 persen. Indonesia pada tahun 2023 mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05 persen relatif stabil di angka 5 persen.

Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024 diperkirakan oleh Bank Dunia (World Bank) sebesar 3,2 persen. Selama April -- Juni 2024, aktivitas bisnis global berada di zona ekspansi mengalami pertumbuhan positif. Nilai Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur beberapa negara mitra dagang utama berada di zona ekspansi pada triwulan II 2024, seperti India (58,3 persen), Korea Selatan (52,0 persen), Tiongkok (51,8 persen), Singapura (50,4 persen), dan Amerika Serikat (51,6 persen). Pertumbuhan ekonomi rata-rata beberapa mitra dagang Indonesia sampai triwulan II 2024 tumbuh positif seperti Tiongkok (5 persen), Amerika (3 persen), Korea Selatan (2,8 persen), India (7,5 persen), Singapura (5 persen) dan Malaysia (3 persen).

Pertumbuhan ekonomi rata-rata Indonesia sampai triwulan II 2024 tumbuh positif sebesar 5,08 persen. Ekonomi Indonesia tumbuh positif didorong aktivitas domestik yang terjaga. Pertama aktivitas produksi masih terjaga ditandai antara lain PMI Manufaktur tetap kuat sebesar 51,97 persen di zona ekspansi, kapasitas produksi terpakai cukup tinggi 73.7 persen pada triwulan II, pertumbuhan produksi padi positif sebesar 18,01 persen di triwulan II. Kedua mobilitas masyarakat meningkat ditandai antara lain jumlah penumpang diseluruh moda transportasi meningkat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara meningkat tumubuh sebesar 17,32 persen, tingkat hunian hotel meningkat sebesar 3,58 persen. Ketiga realisasi investasi dalam negeri dan luar negeri menguat ditandai dengan realisasi PMDN dan PMA tumbuh sebesar 22,47 persen, belanja modal pemerintah (APBN) tumbuh positif dan menguat sebesar 39,46 persen. Keempat pemerintah tetap melakukan kebijakan mengendalikan inflasi sebesar 2,51 persen dan tingkat suku bunga BI sebesar 6,25 persen.

Referensi:

1. 2024. BPS. Infografis Berita Resmi Statistik 5 Agustus 2024, Pertumbuhan Ekonomi. Jakarta

2. 2023. Kementerian PPN/Bappenas. Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia Triwulan IV tahun 2022. Jakarta

3. 2024. Kementerian PPN/Bappenas. Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia Triwulan IV tahun 2023. Jakarta

4. 2021. https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/ekonomi-dunia-di-masa-pandemi-covid-19-dari-dampak-hingga-proyeksi-pertumbuhan-2021-2022

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline