Lihat ke Halaman Asli

Nur Alifah

mahasiswa

Inilah Diriku

Diperbarui: 9 September 2024   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama saya alifah,Saya lahir di Purbalingga 14 September 2009.Saya di lahirkan oleh ibu yang sangat hebat,saya merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara.

Dalam kehidupan sehari-hari saya berangkat sekolah,main hp,dan tidur.kehidupan keluarga saya sangat penuh keharmonisan .Saya anak yang suka bercerita , tidur,main hp,dan masih banyak lagi. Saya suka mengganggu adik saya,karena dengan menggangu adik,saya bisa tertawa lepas seperti orang yang tidak punya beban. Tapi kalau sudah dimarahin ibu,sudah beda cerita lagii,hummm. Hal yang paling aku tidak suka adalah di cuekin,seperti saya berbicara dengan siapapun tapi orang tersebut malah tidak mendengarkan atau tidak menyimak apa yang sedang saya bicarakan,karena kesannya tidak menghargai orang yang sedang di depannya/lawan bicaranya. Saya ingin menjadi dokter,karena dengan berprofesi sebagai dokter kita bisa membantu orang orang yang sedang sakit. Tantangan saya untuk sesuatu yang saya inginkan yaitu ketika saya menginginkan sesuatu orang tua tidak menyetujuinya,padahal saya sudah sangat ingin untuk mengikutinya. Untuk mengatasi tantangan saya,maka saya akan membujuk kedua orang tua untuk sayaengikutinya,tetapi jika tidak di iyakan saya mau tidak mau harus tetap mengikuti perkataanya,yaitu tidak. Saya mempunyai kelebihan yaitu bisa mengetahui orang berbohong dari sorot matanya ketika berbicara dan saya bisa melakukan hal hal yang diluar nalar. Saya juga mempunyai kekurangan yaitu saya malah belajar dan lumayan tidka suka membaca. Dan untuk menutupi kekurangan yang saya punya,saya berusaha untuk menjadi orang yang rajin . Saya mempunyai masalah yang membuat hidup saya menjadi berantakan dan membuat hidup saya anak yang tidak enakan untuk mengungkapkan perasaan saya sendiri. Waktu saya masih sekolah di MI saya di jengkeli satu kelas hanya karna saya dituduh teman saya.hal ini membuat saya menjadi orang yang tidak enakan. Saat itu yang bisa saya lakukan adalah bercerita dengan orang tua dan saya terus bersabar dan berdoa. Berharap orang yang menyakiti hati saya akan kena karmanya.

Setelah saya pikirkan kembali saya harus tetap bersifat baik dan perlahan lahan pasti akan terkena balasan.Jadi saya memutuskan untuk melupakan perlahan lahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline