Lihat ke Halaman Asli

Mengelola Stres Guru Saat Mengajar

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hampir semua orang dan terutama pengajar di Indonesia tahu bahwa mengajar merupakan salah satu pekerjaan yang membuat banyak orang stres. Karena dalam mengajar seorang guru diharuskan menangani perilaku manusia, yang cenderung berubah-ubah setiap waktu. Kelelahan mental juga dapat mempengaruhi semua guru, tanpa memandang pengalaman dan jabatan. Kelelahan mental terjadi bukan secara mendadak, akan tetapi merupakan akumulasi stres yang pada waktunya nanti akan mengubah seorang guru yang berdedikasi tinggi dalam pendisiplinan sekalipun akan menjadi sinis dan capai hati.

Kelelahan mental sering tidak tampak dari luar. Menurut SiriNam S. Khalsa, seorang dapat dikaitkan dengan kelelahan mental jika megalami beberapa gejala berikut: mudah tersinggung, sakit-sakitan, tidak sabar, kecemasan, gangguan tidur, sikap mental negatif, suka membolos, harga diri rendah, dan tidak memiliki energi. Jika beberapa gejala tersebut konsisten menjadi bagian hidup dari seorang guru, maka seorang guru harus waspada dan segera mencari jalan keluar untuk terlepas dari kelelahan mental.

Reaksi Adaptasi Terhadap Stres

Menurut Hans Selye (1974), ada 3 tahap reaksi adaptasi seseorang terhadap stres, yaitu:


  • Tahap 1: Alarm Reaction.Gejala muncul sebagai respons permulaan terhadap adanya stres, misalnya karena harus menyusun Persiapan Mengajar Harian, seorang guru baru mendadak sakit perut.
  • Tahap 2: Resistance.Seseorang yang sudah terbiasa menghadapi stres pada akhirnya akan lebih tahan (resisten) terhadap stres. Pada tahap ini, seseorang menemukan adaptasi yang baik terhadap situasi yang menimbulkan stres, sehingga alarm reaction menurun. Namun adakalanya pada tahap ini timbul diseases of adaptation, yaitu suatu keadaan dimana seolah-olah seseorang sudah beradaptasi dengan situasi yang menimbulkan stres, padahal sebenarnya adaptasinya tidak tepat sehingga timbul penyakit-penyakit seperti darah tinggi, maag, eksem, dan sebagainya.
  • Tahap 3: Exhaustion.Tahap ini adalah suatu keadaan dimana seseorang benar-benar sakit, yang terjadi bila stres terus menerus dialami dan orang tersebut tidak dapat mengatasinya. Pada tahap ini gejala sudah lebih berat, misalnya seseorang menjadi benar-benar putus asa, mengalami halusinasi, delusi, dan bahkan kematian.

Mengelola Stres

Menurut SiriNam S. Khalsa dalam bukunya yang berjudul Pengajaran Disiplin dan Harga Diri menyatakan ada beberapa langkah untuk Anda para guru agar dapat keluar dari kelelahan mental.

·Melindungi Energi Anda

Salah satu cara Anda untuk melihat penyebab stres di kehidupan sekolah ialah dengan memahami apakah orang-orang yang berinteraksi dengan Anda, baik siswa dan orang dewasa lainnya, memberi Anda sebuah energi baru atau berusaha mencuri energi Anda. Orang yang memberikan Anda energi baru biasanya memberikan kegiatan aktif langsung terhadap Anda. Contoh yang sedarhana dengan memberikan senyuman, sekedar mengucapkan salam ketika berpapasan atau seorang siswa yang menanyakan pertanyaan yang relevan dan berpartisipasi dalam pelajaran di kelas. Sedangkan orang yang mencuri energi Anda ialah orang yang tidak mengetahui bagaimana cara untuk memperbaharui energi mereka sendiri karena itu berusaha untuk mencuri energi orang lain. Sebagai contoh, seorang siswa yang bosan dapat berusaha mencuri energi Anda dengan mengatakan komentar yang tidak pantas atau berperilaku dengan berbagai cara untuk mendapatkan perhatian gurunya.

Seorang guru harus dapat fokus pada apa yang benar-benar penting untuk menjadi guru yang terbaik meskipun ada masalah yang tidak dapat Anda selesaikan. Agar dapat jauh dari pencuri energi Anda sebaiknya perlu mengendalikan emosi, perilaku dan pikiran kita terutama fokus, karena pencuri energi dapat menjadi tidak fokus.

·Melepaskan Stres

Setelah Anda bekerja keras selama beberapa hari, Anda perlu releksasi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang ringan selama di sekolah. Ada beberapa saran sederhana yang dapat ditawarkan kepada Anda dengan tujuan menaikkan perspektif, kesabaran, dan kebijaksanaan Anda sebagai guru yang tetap disiplin. Diantaranya yaitu :

1.Jangan terlalu keras pada diri Anda, karena Anda juga perlu istirahat!

2.Berjalan-jalanlah di sekeliling lapangan sekolah atau temukan tempat tenang dan lakukan latihan ambil napas dalam.

3.Kurangi ketegangan dengan tertawa dengan rasa humor di kelas kepada murid Anda.

4.Makan makanan yang bergizi ketika sarapan.

5.Tolak untuk berperilaku kasar dan mengganggu secara pribadi.

6.Tanyakan kepada diri sendiri, “Ini akan menjadiseberapa penting untuk lima tahun dari sekarang?” dalam mengambil suatu keputusan.

7.Pimpinlah kegiatan ekstrakulikuler sekolah.

8.Bersibuklah diri dengan pekerjaan, namun hindari pekerjaan administrasi yang menumpuk.

9.Selesaikan masalah yang menyebabkan Anda stres. Jangan menunda.

10.Luangkan waktu dengan orang yang perhatian dengan Anda.

11.Bacalah buku yang bagus.

12.Menulis sebuah buku.

13.Cintai Keluarga Anda

14.Jangan pernah memikirkan diri sendiri terlalu serius.

15.Lakukan perencanaan pensiun dan berkontribusi pada rencana ini sebaik Anda bisa.

16.Tontonlah pertandingan olah raga kesayangan Anda.

17.Rencanakan acara makan kecil-kecilan dengan rekan kerja Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline