Lihat ke Halaman Asli

Nur Alaviyah Alhikma

Belajar menulis

Terasa Kelabu

Diperbarui: 21 Januari 2019   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dok. pribadi)

Rasa sesak telah hadir kembali . Dengan gemuruh hebat yang berada didalam hati. Obat? Aku hanya mencari obat. Untuk ku tetap taat. Dalam sujudku ku bersimpuh. Hanya padaMu kumengadu.

Hei? Sudah. Tidak apa apa kamu terjatuh. Bersimpuh jatuh. Berpiluh riuh. Allah tau, kamu bisa. Allah tau kamu mampu. Allah tau bagaimana hatimu.

Maaf teman teman, telah bingung menatapku. Menatapku dengan pilu. Menatapku dengan haru. Menatapku dengan sendu. 

Terimakasih, kalian selalu di sampingku. Selalu memotivasiku. Selalu menerimaku. Dan sekarang kalian yang ada untuk ku. 

Masalalu untuk pelajaran, bukan untuk tempat curhatan. Masalalu untuk kamu dewasa, bukan untuk meragu masa. 

Pesanku daku, kamu disitu untuk masa depanmu, untuk kesuksesanmu, aku tidak meminta ini itu, namun tetaplah menjadi kakak ku, kakak yang selalu ada untuk ku, dan aku ingin kelak melihat kakaku sukses dengan jalanMu. Selalu ingat denganMu. Sukses dengan arahanMu. Entah bagaimana takdir kedepan itu. Entah akan bertemu aku. Atau bertemu yang lalu. Tetap seperti biasa ya kamu. Aku tidak apa apa. Sungguh, tidak apa apa. Ya Allah :') tidak apa apakan aku seperti ini? 

Memang terasa pilu, hingga bulir buliir sendu menetes pilu. Ya Allah, Maafkan hambaMu, Maafkan . Terimakasih telah memberi rasa itu. Memberikan sebuah pelajaran . Menjadi sebuah kekuatan. 

Aku tidak pernah menyesal untuk sebuah kebetulan ini. Aku bersyukur dengan kehadiranmu. Ya, pertemuan itu adalah takdir :). Allah tau akan hambanya. Allah sangat tau wujud cinta untuk hambanya. Ya, Alhamdulillah wa syukurillah ala kulli hal. 

Malang, 21 Januari 2019

Anak gadis




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline