Pragmatik lintas budaya menunjukkan suatu bidang studi
yang memusatkan perhatian pada bagaimana bahasa
memperoleh makna melalui konteks dan melalui
keterikatan sosiokulturalnya. Karena makna tidak melekat
dalam ujaran yang kita hasilkan, pesan harus ditafsirkan
berdasarkan informasi kontekstual, dinamika antara
pembicara dan mitra interaksinya, serta pengetahuan
umum yang kita bagikan dengan lawan bicara. Oleh karena
itu, yang relevan dengan studi pragmatik lintas budaya
adalah gagasan tentang niat pembicara dan kesimpulan
yang diambil oleh lawan bicaranya.
contohnya
A (badan kurus berkulit sawo matang) : "baju ini sepertinya akan bagus jika kamu yang memakainya"
B (badan gemuk berkulit putih) : " kamu terlalu sarkas kalau berbicara"
penjelasan :
maksud A terhadap pernyataannya kepada implikatur B sebenarnya baik, tetapi B salah mengartikannya dia mengira bahwa A merendahkannya atau membuat dia tersinggung karena perbedaan bentuk badan mereka yang jauh tetapi maksud A sebenarnya karna kulit B yang putih dan itu terlihat bagus jika B yang memakainya.