Bagi mahasiswa yang merantau untuk menuntut ilmu, momen lebaran merupakan salah satu momen yang penuh dengan kenangan dan kerinduan dengan rumah di kampung halaman. Lebaran merupakan momen yang penuh dengan kebahagiaan untuk seluruh umat muslim, salah satu tradisi yang sangat kental dengan lebaran adalah tradisi mudik.
Namun bagi mahasiswa perantau ataupun perantau yang lain, tradisi ini sering kali sulit untuk dilakukan karena jarak yang jauh dan biaya yang tidak sedikit. Meskipun demikian lebaran di tanah rantau tidak mengurangi makna dan kehangatan momen ini. Justru, pada momen ini mahasiswa perantau akan menciptakan momen dan tradisi kebersamaan baru yang tidak kalah hangatnya.
Yogyakarta menjadi salah satu dari sekian banyak kota yang menjadi tujuan untuk menuntut ilmu. Yogyakarta yang biasanya dikenal dengan kota pelajar dan terkenal dengan kebudayaaannya yang kaya serta masyarakatnya yang rama sudah menjadi rumah kedua bagi banyak mahasiswa perantau dari berbagai penjuru Indoensia.
Dengan kekayaan kotanya yang luar biasa, jogjakarta menjadi luar biasa istimewa karena di sini berkumpul berbagai jenis manusia dari Indonesia timur sampai Indonesi barat. Kita dapat menemukan budaya-budaya lain di luar dari jogja ketika berada di kota ini, hal ini dikarenakan para mahasiswa perantau ini membawa serta budaya mereka sehingga menciptakan dinamika yang unik dalam kehiduan kampus dan masyarakat.
Momen yang paling ditunggu-tunggu oleh perantau pada menjelang akhir ramadhan adalah segerah mudik kembali ke kampung halaman. Namun tidak semua mahasiswa berkesempatan untuk pulang sekedar lebaran bersama keluarganya, sehingga mahasiswa ini biasanya menciptakan momennya tersendiri.
Biasanya para mahasiswa ini merencanakan kegiatan bersama seperti buka puasa bersama, terlibat dalam malam takbiran dengan warga sekitar, atau berkumpul dan takbiran bersama di rumah-rumah kontarakn.
Malam takbiran menjadi momen yang penuh dengan keharuan. Kota yogyakarta yang merupakan kota dengan mayoritas masyarakat muslim ini, ketika malam takbiran tiba gema takbir menggema dari berbagai sudut masjid, mengingatkan para mahasiswa akan kampung halaman. Untuk menyembuhkan dan mengobati rasa rindu, biasnaya mahasiswa-mahasiswa ini akan berkumpul di satu tempat atau rumah untuk mengadakan takbitan bersama.
Ada beberapa cara yang biasanya digunakan oleh para mahasiswa untuk mengenang momen lebaran di tanah rantau ini. Biasanya akan melakukan takbiran keliling dalam skala kecil, berjalan kaki mengelilingi lingkungan sekiyar membawa obor dan menciptakan suasana meria lainnya.
Saat hari raya tiba, mahasiswa rantau yang tidak pulang ini akan berkumpul entah di masjid setelah solat id ataupaun di kos maupaun asrama. Biasnya mahasiswa ini saling bersamalam saling memafakan seperti pada umumnya lebaran.
Hidup di tanah rantau sendirian tanpa keluarga terdekat menjadikan mahasiswa rantau ini berkumpul bisa karena persamaan daerah, persamaan tujuan atau lain-lain.