Lihat ke Halaman Asli

Nuraini Mastura

Ibu rumah tangga

[ULASAN] Meraba Indonesia: Ekspedisi "Gila" Keliling Nusantara

Diperbarui: 9 September 2024   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: googlebooks

Pernahkah kau membayangkan berkeliling Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, naik sepeda motor?

Ahmad Yunus, seorang wartawan lepas, melakukan ekspedisi terbilang nekad ini bersama rekannya, Farid, selama hampir setahun penuh. Sebuah ekspedisi yang sungguh-sungguh menguras fisik, mental, bahkan materi.

Membaca catatan perjalanannya, membuat kita merasa tergugah, geram, haru, sekaligus bangga. Emosi yang campur-aduk.

Saat mengarungi Selat Malaka, penulis menggambarkan bahwa dirinya telah bertemu dengan para perompak masa kini, yang tiada lain kapal-kapal patroli polisi yang memeras kapal-kapal sayur warga pesisir sekaligus membiarkan kapal-kapal kargo asing menguras kekayaan negeri dan menyelundupkan barang ilegal.

Saat menginjak tanah Borneo, ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri betapa kehidupan suku pedalaman Dayak yang tidak terlepas dari keberadaan hutan. Rimba belantara--yang sebagian besar telah dirombak menjadi kebun sawit---adalah jantung mereka.

Mengikuti catatan perjalanan sang penulis, kita dibuat sadar bahwa pengalaman kita yang lahir dan besar di Indonesia belum ada seujung kukunya. Apalagi jika kita memiliki keistimewaan menghuni kota di pulau Jawa (episentrum pembangunan Indonesia). Indonesia, dengan lebih dari 17 ribu pulaunya, begitu kaya dan beragam.

Sang penulis menjelajah hingga ke pelosok-pelosok terpencil yang belum tersentuh listrik, menyusuri jalan-jalan yang belum mengenal aspal. Desa-desa yang saat dijejak bagai kembali ke tanah leluhur menggunakan mesin waktu saking tidak tersentuh kemajuan sama sekali.

Indonesia memang begitu luas. Meski begitu, dengan perjalanannya menyusuri Indonesia dari tepi barat ke timur, ia masih menjuduli buku ini dengan Meraba Indonesia.

Tak kenal, maka tak sayang. Sang penulis mengungkapkan bahwa ekspedisi yang dilakukannya merupakan upayanya untuk mengenal lebih dekat, dan kelak, lebih mencintai tanah kelahirannya.

Semoga, kita pun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline