Lihat ke Halaman Asli

Konsep Bekerja dan Berwirausaha Sesuai Ajaran Nabi

Diperbarui: 16 Maret 2019   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 عن أنس بن مالك قل: كان رسول الله صلّى الله عليه وسلّم يقول: اللهمّ إنّى أعوذ بك من العجز والكسل والجبن والهرم والبخل وأعوذ بك من عذاب القبر ومن فتنة المحيا والممات 

Artinya: "Dari Anas bin Malik berkata, Rasul SAW bersabda: ya Allah sesungguhnya aku berlindung pada-Mu dari kelemahan, kemalasn, penakut, pikun, serta kikir dan aku berlindung pada-Mu dari siksa kubur dan bencana kehidupan dan kematian." (HR. Muslim).

Rasulullah saw melarang umatnya menjadi umat yang lemah, malas, penakut, dan kikir. Nabi mengajarkan agar umat islam terlepas dari segala bentuk kelemahan, kemalasan, kepenakutan dan kebakhilan karena semua itu merupakan sumber ketertinggalan dan kemunduran.

Sifat malas, lemah, penakut, dan kikir tidak dimiliki oleh seorang wirausahawan. Tidak mungkin seseorang akan mampu menjadi wirausahawan sejati jika dalam dirinya terdapat sifat-sifat negatif tersebut. Karena itu, umat Islam dengan senantiasa membaca doa tersebut di harapkan menjadi rajin, kuat fisik dan mentalnya, pemberani, dan dermawan. Bermodalkan sifat-sifat ini, mereka akan mampu bekerja dan berwirausaha dengan baik. Jika rajin dalam bekerja dan berwirausaha, maka mereka akan mendapatkan banyak hasil, meskipun kadang-kadang ada hambatan yang harus dilalui. Karena itu, di samping rajin, mereka dituntut untuk sabar dan tabah serta tekun dan ulet dalam melakukan pekerjaan.

Mereka juga harus kuat fisik dan mental sehingga dapat bekerja dan berwirausaha dengan optimal. Tidak mungkin mereka dapat bekerja dengan baik apabila dalam kondisi sakit-sakitan, baik fisik maupun mental. Demikian pula, mereka harus berani menghadapi resiko pekerjaan dan usaha yang mereka jalani. Tanpa keberanian, maka inisiatif dan kreativitas serta inovasi tidak akan teraktualisasikan secara optimal. Dengan inisiatif, kreativitas, dan inovasi mereka akan mampu menghasilkan sesuatu yang baru.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam doa Rasulullah, sikap mental seorang muslim dapat mempengaruhi kualitas pribadi dan kinerjanya. Nabi berdoa agar dihindarkan dari sifat-sifat negatif seperti lemah, malas, penakut, kikir, pikun dan berdoa pula agar diberi jiwa yang kuat dan suci, ilmu yang bermanfaat, hati yang kusyuk, nafsu yang tidak rakus dan doa yang di terima. Sikap mental demikian dapat memotivasi seseorang menjadi pribadi yang baik dan profesional dalam bekerja ataupun aktifitas sosial umumnya. Doa Rasulullah tersebut adalah sebagai berikut:

"Dari Zayd ibn Argam, katanya: Aku tidak berkata kepada kalian kecuali sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW la berdoa, "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung pada-Mu dari kelemahan, kemalasan, penakut, kikir, dan pikun serta siksa kubur. Ya Allah, berikanlah pada jiwaku kekuatan dan kesuciannya. Engkaulah Dzat yang Paling Baik yang Mensucikannya. Engkaulah Pelindung dan Tuannya. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak puas, dan doa yang tidak diterima." (HR. Muslim).

Di antara anjuran Rasulullah untuk bekerja, berproduksi, dan berwirausaha terlihat pada sabdanya yang menyarankan agar orang yang mempunyai tanah tidak membiarkan tanahnya itu terlantar dan tidak difungsikan. la harus menanami tanahnya agar produktif dengan tanaman apa saja yang dapat dimanfaatkan buah, daun atau batangnya. la harus mempunyai inisiatif untuk menanami tanahnya itu dengan tanaman yang banyak mendatangkan hasil. Karenanya, ia harus kreatif dan inovatif dalam mengelola tanah dan hasil panennya. Kalau ia tidak bisa menanami tanah itu karena alasan tertentu bukan karena malas, maka hendaklah diserahkan kepada orang lain yang mempunyai kemampuan untuk mengelolanya. Rasulullah bersabda:  

"Dari Jabir ibn Abd Allah, katanya: Rasulullah SAW bersabda, "barang siapa mempunyai sebidang tanah, maka hendaklah ia menanaminya dan jika tidak menanaminya, maka hendaklah ditanami orang lain." (HR. Muslim)

Dalam Hadis di atas terdapat anjuran Nabi agar seseorang mempunyai sebidang tanah hendaklah menggarap dan menanaminya. Jika tanah itu ditanami ketela pohon misalnya, dan menghasikan sekian kuintal. Kemudian ketela itu diolah dan diproduksi menjadi ketela dengan bumbu-bumbu tertentu dan kemasan yang menarik, maka akan menjadi komoditas yang layak jual dengan harga cukup tinggi berbeda dengan apabila dijual dalam bentuk bahan mentahnya saja. Dengan adanya inisiatif, kreativitas, dan inovasi, tanah yang asalnya tidak berfungsi menjadi produktif dan menguntungkan. Maka, benar sabda Rasulullah yang menyarankan agar tanah tidak dibiarkan terlantar tanpa digarap sebab di samping sia-sia dan mubazir juga merugi karena banyak keuntungan yang diperoleh dari tanaman tanah tersebut.

Konsep bekerja dan berwirausaha dalam Islam jauh melampaui konsep pada umumnya, karena menurut Islam, tujuan bekerja dan berwirausaha tidak semata-mata untuk mendatangkan keuntungan yang bersifat materiel. Di dalamnya terdapat nilai ibadah yang dapat memperkuat mental spiritual pelakunya, yang digambarkan oleh Nabi dengan sedekah. Karena itu, seseorang yang menggarap dan menanami tanahnya, misalnya, kemudian dari buah tanaman itu dimakan orang, burung, bahkan jika dicuri orang, maka termasuk sedekah dan sedekah itu dapat menolak bencana dan kesusahan. Rasulullah bersabda:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline