Lihat ke Halaman Asli

Nuraini Amarsa

HR and Labor Specialist

Isolophilia: A Way to Get Stronger and Happier

Diperbarui: 19 Januari 2024   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Pernah gak sih kalian punya teman atau saudara yang senang menyendiri?
Atau pernah gak sih kalian ngerasa ingin sendirian aja? lagi gak pengen diganggu nih ceritanya

Bisa ketika lagi mengerjakan hobby misalnya ketika nonton film atau bermain game

Bisa juga ketika sedang belanja atau sekedar cuci mata di mall atau bisa juga ketika bekerja

Kok gitu? Bukannya semua manusia adalah makhluk sosial ya yang harusnya bersosialisasi dengan sekitarnya? Benar memang manusia itu adalah makhluk sosial tapi manusia juga sebetulnya membutuhkan waktu sendiri.

Isolophilia itu namanya. Isolophilia adalah sebuah dorongan atau hasrat untuk memiliki waktu sendiri. Tidak seperti isolasi sosial dimana sangat minim interaksi sosial, isolophilia adalah sebuah keinginan untuk memilih untuk sendiri dan menemukan ketenangan dalam kesendirian,. Sebetulnya orang yang isolophilia ini tidak selalu orang yang introvert loh namun dia memiliki dorongan yang kuat saja untuk mengerjakan sesuatu sendirian. Dia bukannya tidak mau bersosialisasi, hanya saja dia membutuhkan waktu untuk sendiri untuk mengerjakan tujuannya. Jadi tidak sepanjang waktu dia sendirian. Bukan juga orang yang ansos loh yaaa.

Saya sendiri sebetulnya sudah menjadi isolophilia dari saya duduk di bangku kuliah S1. Dimana banyak sekali kegiatan yang saya sukai dan mengharuskan saya memiliki mobilitas yang banyak. Mengapa kok sendirian? Simpel karena tidak ada yang memiliki minat dan kegiatan sebanyak saya pada saat itu. Bayangkan saja pagi hari saya sudah kuliah, siang hari sampai sore saya masih mengurus organisasi, dan di malam hari saya sisakan untuk bekerja, saat itu saya menjadi item writer untuk pembuatan alat tes psikologi. Terbayang kan jika saya repot mencari teman atau seseorang yang bisa menemani saya sepanjang waktu, tentunya sangat tidak praktis.

Ketika saya menjadi ibu saat ini saya cenderung senang menjadi isolophilia, dengan menjadi isolophlia saya merasa lebih produktif dan bisa menjadi diri saya sepenuhnya tanpa khawatir dengan apapun. Saya bisa bekerja menemui klien lalu sepulang itu bisa menjemput anak dari sekolah dan membuat quality time dengannya. Hal ini tentu saja tidak bisa saya lakukan jika saya masih harus bergantung dengan orang lain.

Isolophilia merupakan cara yang menarik juga ketika kita dihadapkan pada lingkungan yang bertentangan dengan kepribadian dan value kita. Alih-alih berbaur dengan lingkungan yang tidak menyenangkan, lebih baik untuk sendirian dengan dunia kita sendiri dan menjadi diri kita sendiri tanpa perlu merubah diri untuk disukai.

Kok bisa sih jadi isolophilia? Hmmm menurut saya menjadi isolophilia ini merupakan pilihan yang sebetulnya tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Banyak orang saat ini yang masih takut sendirian. Bahkan untuk ke toilet atau di rumah sendirian pun tidak berani. Padahal sebetulnya banyak sekali manfaatnya jika kita mencoba melakukan semuanya sendirian.  Isolophilia sebeneranya ini timbul ketika kita memiliki keinginan yang kuat dan juga disertai keberanian untuk mencapainya. Misalnya saya ingin sekali makan siang sashimi, namun tidak ada orang-orang di sekitar saya yang menyukai sashimi, lalu jika memang sudah craving maka sendirian pun akan kita lalui.

Sebetulnya Isolophilia ini juga banyak manfaatnya lho.  Dengan melalukan banyak hal sendiri kita menjadi lebih mendalami sejauh apa kepribadian kita apa sih sebenarnya yang kita inginkan. Misalnya saja ketika kita jalan di Mall sendiri kita bisa menentukan kita senengnya makan apa sih, beda kalau kita bergerombol seringkali kita harus ikut suara terbanyak untuk memilih apa yang akan kita makan.

Isolophilia juga mendorong lebih banyak produktivitas dan kreativitas, tidak hanya itu juga bisa loh mengurangi stress dan meningkatkan Kesehatan mental. Loh kok bisa? Kan sendirian. Karena dewasa ini justru sumber stress utama adalah lingkungan sekitar. Teman kerja yang toxic, tetangga yang julid, boss yang galak, dll. Kebayang kan kalau kita bisa melepaskan ikatan tersebut hmm release sekali rasanya walau sejenak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline