Kami telah melakukan wawancara di salah satu sekolah yang ada di kota sorong mengenai masalah bullying apa saja yan terjadi diantara para siswa. berdasarkan wawancara yang kami lakukan melibatkan kelas kelas 2 dan 5 yang kami tanyakan langsung kepada wali kelas yang ada di sekolah tersebut.
Adapun sekolah yang telah kami wawancarai ialah sekolah yang terkhususkan untuk peserta didik yang beragama islam dan tidak terdapat peserta didik beragama lain. Berdasarkan wawancara yang kami lakukan kebanyakan siswa di sekolah tersebut melakukan tindakan bercanda dengan memanggil nama orang tua, dan hal ini sudah biasa dilakukan dengan maksud bercanda tidak ada yang menagis, memukul, maupun memanggil orang tua karena sakit hati.
Adapun tindakan yang diambil wali kelas siswa yang melakukan tindakan tersebut adalah menasihati siswa agar tidak mengulangi lagi. Adapun penanaman sikap yang ditanamkan wali kelas untuk menghindari perilaku bullying adalah dengan menayangkan film tentang dampak dari bullying, memberikan nasihat di kelas, maupun nasihat secara langsung kepada siswa.
Untuk kasus yang lebih serius wali kelas akan memanggil orang tua secara langsung, dan bila orang tua datang ke sekolah karena terjadi permasalahan antar siswa, wali kelas akan memanggil kedua siswa yang memiliki masalah untuk menanyakan kepada kedua belah pihak dan mencari akar permasalahan, sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan mencari jalan keluar yang baik.
Memanggil nama orang tua seseorang, terutama dalam konteks bercanda, bisa menjadi topik yang sensitif dan perlu didekati dengan sangat hati-hati. Dalam banyak budaya, termasuk di Indonesia, nama orang tua dianggap sebagai hal yang sangat pribadi dan dihormati. Oleh karena itu, menggunakan nama orang tua dalam candaan bisa dianggap tidak sopan atau menyinggung, bahkan jika niatnya tidak buruk.
Untuk mencegah adaya keberlanjutan bullying, guru melakukan pendidikan dan pedekatan kepada peserta didik. Wali kelas memanggil orang tua pelaku dan melakukan penguatan peran orang dewasa atau kewajiban sebagai orang tua, berbicara dan meakukan perbincangan mengenai masalah tersebut. Guru juga melakukan dukungan korban memberikan emosional dan praktis kepada korban bullying.Termasuk melalui konseling atau layanan dukungan psikologis,dan melakukan kolaboratis kerja sama dengan orang tua,sekolah,dan komunitas untuk mengembangkan strategi pencegahan bullying yang holistik dan efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H