Lihat ke Halaman Asli

Analisis Sosial Penjual Boneka

Diperbarui: 29 Oktober 2022   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pada tanggal 19 Juli 2022, kelompok RTL (Rencana Tindak Lanjut) IMM Blue Savant Universitas Muhammadiyah Surabaya yang terdiri dari Nur Afifah Ayu Winarsih, Refi Yulia Rahmawati dan Oktavia Feryanti melakukan Analisis Sosial kepada masyarakat yang bertujuan untuk menganalisis kondisi suatu keluarga kemudian mencarikan solusi terhadap keluarga tersebut. 

Di jl. Kalijudan Surabaya kami kelompok 14 mengunjungi Toko Boneka. Beliau bernama Pak Sutadji beliau berumur 65 Tahun. Beliau mulai berdagang dari jam 6 pagi - 7 malam. Namun dagangannya tidak memerlukan modal karena beliau dititipkan oleh temannya sendiri, apabila bonekanya laku banyak  beliau setor ke temannya,  jadi sebulan itu laku paling banyak 3 boneka lalu disetorkan hasil dari penjualannya itu, bapak tersebut tidak ambil untung, namun diberi komisi oleh temannya.

Istri bapak Sutadji sudah meninggal 1 tahun yang lalu akibat sakit struk selama 1 tahun lebih, beliau sempet menemani jualan pakai kursi roda. Untuk pendidikan bapaknya hanya sekedar sekolah SD tapi tidak sampai lulus. Bapak penjual boneka  memiliki tiga anak  yang 1 cowok dan 2 cewek untuk anak yang pertama sudah berkeluarga dan yang duanya masih belum. Ketiga anaknya lulusan SMA semua. Anaknya sudah bekerja sendiri jadi ada yang bekerja di kuli bangunan, menjadi seles, dan membuka usaha sendiri seperti dagangan jajan.

Secara ekonomi keluarga bapak Sutadji bisa dibilang berkecukupan meski ada beberapa kendala yang dialami mulai dari biaya rumah tangga. Terutama pada masa pandemi covid-19 penghasilannya sangat menurun, yang dalam perhari yaitu sekitar 50 rb  kadang tidak pasti ada yang beli, saat itu penghasilan seminggu paling banyak 200 rb, sebelum covid dagangannya lebih dari 2 tahun seminggu kira-kira mendapatkan 500 rb. Beliau sempat terserang virus covid-19 tapi isolasi mandiri dirumah, hingga Beliau bolak balik beli oksigen karena sampai sesak nafas sekitar 1 mingguan.

Jika dianalisis secara mendalam mengenai keluarga Bapak Sutadji, tim kami menemukan terdapat permasalahan yang menjadi perhatian bersama. Permasalahan tersebut muncul akibat penghasilan Beliau masih dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Dengan permasalahan tersebut, tim kami memberikan solusi yang diharapkan dapat menjadi jawaban dari permasalahan yang tengah dihadapi oleh Bapak Sutadji yaitu dengan membatu mempromosikan dagangannya melalui  promosi dari mulut-kemulut kepada teman-teman agar dagangannya bisa dikenal masyarakat luas. Kemudian dari Tim kami juga memberikan bantuan  untuk kebutuhan sehari-hari Bapak penjual boneka yaitu sembako yang berisi beras, gula, telur dll. Semoga dengan mempromosikan dagangan bapak penjual boneka diberbagi media pengunjungnya semakin bertambah dan penghasilannya juga bertambah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline