Lihat ke Halaman Asli

Nurafiah Fiah

Mahasiswa universitas Muhammadiyah Mataram program studi pendidikan guru sekolah dasar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

Tantangan Bimbingan dan Konseling di SD

Diperbarui: 14 Juni 2024   17:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: Nurafiah (2022A1H102)

Bimbingan dan Konseling (BK) memainkan peran yang sangat penting dalam pengembangan siswa di semua tingkatan pendidikan. Di tingkat Sekolah Dasar (SD), BK memiliki tantangan tersendiri yang perlu diatasi. 

Faktor-faktor seperti usia siswa yang masih muda, kebutuhan yang beragam, dan kurangnya pemahaman mengenai pentingnya BK oleh beberapa pihak, semakin meningkatkan kompleksitas tugas para konselor di SD. Tulisan ini akan mencoba membedah beberapa tantangan yang dihadapi oleh para konselor BK di SD.

Kurikulum Yang Padat :

Salah satu tantangan utama dalam BK di SD adalah kurikulum yang padat. SD memiliki banyak mata pelajaran yang harus diajarkan pada siswa, sehingga membuat konselor BK kesulitan untuk menyisihkan waktu yang cukup untuk memberikan layanan bimbingan kepada siswa. Kurikulum yang padat dapat mengakibatkan terbatasnya waktu untuk mengadakan sesi konseling secara berkala, sehingga konselor perlu mencari solusi kreatif untuk mengatasi tantangan ini.

Keterbatasan Sumber Daya :

Keterbatasan sumber daya juga menjadi tantangan bagi konselor BK di SD. Banyak sekolah SD yang tidak memiliki cukup sumber daya manusia dan finansial untuk mendukung program BK yang efektif. Hal ini dapat membatasi akses siswa terhadap layanan konseling yang mereka butuhkan. Selain itu, konselor BK juga sering kali harus bekerja sendiri tanpa adanya dukungan tim atau kolega, yang dapat mengurangi efektivitas kerja mereka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline