Kenapa hanya ruangan ini yang tersedia? sementara aku memerlukan tempat yang bisa membuatku beristirahat sejenak, memulihkan tubuh ini, agar bisa secepatnya pulang dan beraktifitas seperti biasa.
Dengan terhuyung, menahan sakit yang begitu menyiksa, aku duduk di kursi roda yang disediakan Security. Di dorong melewati lorong rumah sakit menuju kamar yang sudah disiapkan sebelumnya mengikuti seorang perawat yang berjalan di depanku.
Di depan pintu kamar, sudah banyak mata yang melihatku dari berbagai sisi. Seorang anak nampak kegirangan begitu melihat sosokku masuk kamar.
"Ssttt! jangan berisik, Nuwinya sakit," kata seorang anak kepada teman-temannya yang mulai menampakkan diri.
Aku dibantu Security naik ke tempat tidur, namanya Pak Usman. Dengan bantuannya juga semua barang-barangku dimasukan ke lemari kecil di samping tempat tidur. Perawat memasangkan infusan di tiang, kemudian memastikan setiap tetesan cairan infus keluar sesuai aturan dosisnya.
"Mbak, semuanya oke. Kalau ada apa-apa tekan tombol seperti biasa, ya?" kata
Perawat, kemudian keluar kamar.
"Sudah aman semua, Neng. Saya mau ke pos lagi, kalau ada apa-apa hubungi saya, ya?" kata pak Usman.
"Oh, iya Pak. Sebentar ...," Aku mengambil sesuatu dari tas, kemudian mengepalkannya ke tangan pak Usman.
"Eh ..., gak usah, Neng." pak Usman menarik tangannya. Dia tidak mau menerima uang tip dariku.
"Jangan gitu, Pak. Ini mah buat beli rokok," kataku setengah memaksa. Kumasukan uang itu ke saku bajunya. Dengan berat hati Pak Usman menerimanya.
"Ah, Neng mah. Ya udah atuh, gak enak kalau pakeukeuh-keukeuh mah. Makasih ya, Neng."