Lihat ke Halaman Asli

Nuraeni

Nuraeni

Wanita, Hanya Satu Kekuranganmu

Diperbarui: 24 April 2017   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

TaNGaNKu terdiri dari dua ratus bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjaga banyak anak pada saat yang bersamaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan suami apabila mengalami keterpurukan dan menyembuhkan luka anak-anak dari rasa sakit. Atas izin-Nya, aku perempuan perkasa juga bisa menyembuhkan dirinya sendiri apabila sakit. Aku perempuan mampu bekerja 18 jam per-hari. Delapan jam di sekolah (tempat kerja), tiga jam sebelum berangkat kerja, dan tujuh jam setelah pulang kerja. Allah Swt. menciptakannya dengan lembut dan di balik kelembutannya itu tersimpan kekuatan besar yang dapat mengatasi banyak hal luar biasa. Terkadang aku terlihat rapuh, namun sejatinya itu bukanlah kerapuhan, melainkan hanya airmata. Karena air mata ini menjadi salah satu cara untuk mengeskpresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, dan kebanggaan. Aku dapat mengatasi beban, bahkan melebihi laki-laki dan mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri. Aku mampu tersenyum bahkan saat hati ini menjerit. Aku mampu bernyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan. AKu berkorban demi orang yang dicintainya. Mampu berdiri melawan ketidakadilan. Aku menerjunkan diri untuk keluargaku tercinta. Aku mampu membawa teman yang sakit untuk berobat. Cintaku pun tanpa syarat. Aku akan menangis saat melihat anakku menjadi pemenang. Aku girang dan bersorak saat kawanku tertawa. Aku begitu bahagia mendengar kelahiran. Hatiku pun begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian. Tetapi aku selalu mempunyai kekuatan untuk mengatasi hidup. Dulu saat belum menikah banyak perempuan yang hampir tak pernah memikirkan diet. Mau makan seboboko badan tetap segini-gini aja, sampai-sampai aku berpikir mungkin aku terlahir untuk tetap kurus dan nggak bakal bisa gemuk, yess!! Ternyata kenyataan tak seindah bayangan, setelah menikah dan hamil, berat badanku bisa mengembang hampir 100%, waaaawww...! Baiklahhh, ternyata gemuk itu adalah potensi yang bisa terjadi pada hampir semua perempuan. Lalu aku bertanya, kenapa emak-emak itu seperti sudah tertulis dalam suratan takdir untuk mengembang laksana adonan kue yang di uleni fermipan? Dan jawabannya adalah.. Karena menjadi seorang istri berarti harus siap menjadi bantal yang empuk untuk suami dan anak-anak, agar kenyamanan di rumah tidak tergantikan dengan apapun di luar sana, Pun seorang ibu harus tahan banting, banyaknya tugas dan peran yang harus dilakukan menuntut fisik untuk membuat benteng pertahanan berupa lemak-lemak lembut yang akan melindungi tubuh dari berbagai macam benturan benda tajam dan gesekan,

Dari mulai bangun tidur sampai akan berangkat mengajar semua pekerjaan rumah tangga diselesaikan (3 jam), di sekolah tempat mengajar berbagai macam persoalan dari mulai siswa yang kesiangan, siswa tidak mengerjakan PR, siswa yang berantem, kepala sekolah yang memberikan tugas seabreg dituntaskannya pada hari itu juga (8 jam). Dan sampai di rumah kembali bertugas sebagai seorang ibu dan sebagai seorang istri, hingga pukul 22.00 (7 jam) dan baru bisa tidur nyenyak, zzzzz........

Banyaknya aktifitas aku ini akan membuat cepat sekali merasa lapar, mandiin anak, masak, nyuapin, nganter sekolah, belanja sayur, ngegosip mikirin tetangga (eh), mikir uang belanja bulanan yang nggak pas dan harus pas, serta kegiatan lain yang menguras tenaga, emosi jiwa raga, gimana nggak laper cobaaaa? *eh jadi curhat . Belum lagi proses kehamilan yang membuat badan tak lagi seindah iklan WRP *emang pernah? :p Bayangkan, melewati proses kehamilan 3-4 kali dan berharap badan tetep langsing seperti semula? Heloooow, balon elastis yang abis ditiup aja ngondoy! Untung badan ini bikinan Allah, coba kalau KW made in Manusia, sudah bocor sana sini kali ya.. Ahahahhah

Oh ya, pernah denger istilah "emak nggak boleh sakit? " nah itu juga alasan kenapa emak-emak nggak boleh kurus, kalau kurus nanti gampang sakit (kata emak gue) jadi gampang masuk angin dan kurang tangguh

Juga keharusan untuk memasak yang sudah selevel wajib militer abang-abang artis korea, membuat para istri tau betul bagaimana perjuangan memasak dan kerepotannya. Belum lagi pembagian anggaran memasak yang bikin migren siang malem, bikin nggak bisa tidur karena harus memikirkan besok masak apa. Rencana yang terbayang adalah beef teriyaki tapi apa daya anggaran mengatakan untuk masak orek tempe dan ikan teri 😅 Karena itulah, kami sangat sayang jika ada makanan yang terbuang, "daripada nggak dimakan, mending mama yang habiskan" Ini nih.. Iniiih, apalagi makannya tengah malem menjelang tidur 😂😂😂 Jadi ya gaes, beban hidup itu sudah berat, dan jangan ditambah berat dengan memikirkan badan yang bertambah berat dari hari ke hari, halahhh.....Kalau ada yang nanya berapa berat badanmu? Jawab aja 54 kg, sisanya?? Inner beauty😆😆😆

Kriiiiiing.....suara telepon mengagetkanku, mendengar pertanyaan dari seberang sana "Mama ade sakit, jam berapa mama pulang?? Tidak terasa mengharu biru aku menjawabnya “Sebentar nak....!” “Mama segera pulang nak.....!”. Bel di sekolah tanda pulang dibunyikan, segera dengan tergopoh-gopoh aku mengendarai motorku menuju pulang ke rumah. Sepanjang jalan aku berpikir, berharap bahwa prinsip emansipasi wanita adalah bukan sekedar gerakan inspiratif, bukan sebuah ajaran, dari pahlawan nasional kita RA Kartini. Kelak di kemudian hari, sebesar apapun ladang rezeki seorang wanita muslimah tidak akan pernah bisa menyamai ladang surga mereka di rumahnya sendiri. Meskipun di sana ada lelah, perih, serta suka duka yang silih berganti, tetaplah berjuang untuk rumahmu sendiri. Karena di sanalah terletak keindahan seorang wanita dan keridhoan dari-Nya. Salah satu hal yang paling baik di hidupku adalah ketika aku ceritakan kepada Ibu tentang semua yg ku alami dalam perjalanan hidupku saat ini, Ibuku yang dengan tulus ikhlas masih selalu menatapku dengan senyuman dan sangat terlihat jelas senyum begitu tulus untuk anaknya yang sedang gelisah, beliau berkata..”bersabarlah dan berdoalah terus kepada Rabb...” “Jangan merasa lemah dengan diri sendiri, perbaikilah kesalahanmu teruslah melangkah dalam kebaikan..” Dan sesaat akupun tak kuasa menahan airmata kebahagian ini menetes ke pipi.. barakallahu fiikum (ibuku)..

Tapi sungguh itu semua sebuah konsekuensi atas surga yang kita harapkan. Surga yang kita ciptakan dari dalam rumah kita. Surga yang kita cipta dari tempat kerja kita. Surga yang penuh cinta dan sayang di antara anggotanya. Fokuslah pada surga yang sedang kita cipta. Abaikan surga tetangga yang nampak hijau berwarna. Karena setiap langkah hidup kita ada pertanggung jawaban di depannya.

Walaupun, ada satu hal yang menjadi kekurangannya, yaitu seringkali kita lupa betapa berharganya kita para perempuan... Subhanallah... Tetaplah berBAHAGIA, Kawan😊

----------------“”””-------------

Nuraeni, Lahir di Bandung, 8 Oktober 1961, Nenek dari dua cucu dan ibu empat anak ini juga seorang Pengawas SMP di Disdikbud Kabupaten Cianjur, alumni FPOK IKIP Bandung. Facebooker aktif, Kompasianer, juga Blogger aktif @nuraenipastibisa. Motto: Esok harus lebih baik dari hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline