Jika kita mendengar kata ‘Zombie’ pasti yang terbesit pertama dalam pikiran kita adalah sebuah serangan yang menyeramkan. Beberapa film zombie yang telah dirilis juga membuat pandangan kita semakin kuat tentang sebuah serangan zombie adalah hal yang mengerikan. Namun, tidak pada film yang berjudul Bucket List of The Dead. Akira menjadikan serangan zombie yang menyerang kotanya sebagai kesempatannya untuk terbebas dari tugas tugasnya menjadi budak korporat.
Bucket List of the Dead, Film komedi bertema zombie ini merupakan adaptasi live-action dari serial manga dan animasi karya Haro Aso dan Kotaro Takata yang dirilis pada 9 Juli 2023. Pada 3 Agustus 2023, film tersebut tayang perdana di platform streaming Netflix. Film yang dintangi oleh Eiji Akaso, Mai Shiraishi, dan Shuntaro Yanagi berhasil membuat penonton terbahak-bahak melihat tingkah ketiga sahabat tersebut dalam melawan zombie. Aksi kejar-kejaran dengan zombi selama 2 jam rasanya cukup memuaskan. Apalagi penonton juga akan disuguhkan dengan grafis yang realistis, pengembangan karakter yang dinamis, tak ketinggalan penambahan unsur komedi di sela-sela adegannya.
Sisi Positif dari Serangan Zombie
Film Bucket List of The Dead mempunyai plot ceritanya khas dan menyegarkan, berbeda dengan sejumlah judul film zombie lainnya. Bisa dibilang film ini menyajikan adegan penyerangan zombi dalam perspektif yang optimis. Penonton akan diajak tenggelam dalam dunia Akira Tendo, seorang pekerja kantoran alias budak korporat yang tenaganya dikuras habis oleh perusahaannya.
Meski berlatar dunia zombie, film ini menawarkan alur cerita yang menarik. Yang kita semua tahu bahwa film yang mengangkat tema zombie seringkali dibuat dengan nuansa yang menegangkan atau petualangan horor, dengan tokoh utama yang selamat dari serangan zombie. Sedangkan dalam film ini menunjukan sisi positive sebuah peristiwa penyerangan zombie dari sudut pandang seorang Akira. Film ini tidak selalu menampilkan hal-hal yang tidak logis. Ada juga adegan dari kehidupan sehari-hari para karakter yang sangat mirip dengan kehidupan asli. Misalnya, suara para pekerja kantoran yang ingin melepaskan diri dari tekanan hidup yang bukan sekedar angan-angan belaka. Menariknya, sebelum menjadi zombie, Akira menulis daftar 100 hal yang ingin ia lakukan yang disebut dengan bucket list. Mulai dari membersihkan rumah, berkemah di balkon, mengecat rambut, menyeruput wine, hingga menyantap makanan pesawat. Daripada mati karena serangan zombie, dia ingin menjalani hidup semaksimal mungkin dengan mencapai daftar 100 keinginannya agar dia tidak menyesal saat mati.
Konflik Muncul
Cerita berawal saat pertama kali Akira bergabung dengan perusahaannya, ia hanyalah seorang pemuda biasa yang penuh semangat dan selalu berpikir optimis. Meskipun tempat kerjanya kompetitif, namun masih dapat dibilang sehat. Ia juga memiliki senior yang bisa menjadi panutan dan atasan yang bisa memberikan nasehat yang baik. Akira bahkan tertarik oleh salah satu karyawan cantik di kantornya. Wanita itu bernama Nona Ohtori. Namun, tak lama setelah mulai bekerja di sana, seluruh tenaganya terkuras habis hingga membuatnya putus asa, kehilangan semangat hidup, bahkan sempat berpikir untuk bunuh diri. Saat dunia dilanda penyerangan zombie, dia dan sahabatnya Kencho, serta seorang wanita bernama Shizuka, akan memulai petualangan yang seru.
Alur cerita yang padat membuat alur tetap berjalan, meskipun mengorbankan beberapa aspek pengembangan karakter. Namun, pada akhirnya, Zom 100: Bucket List of the Dead unggul dalam genrenya sendiri, terutama dalam menganimasikan adegan aksi yang realistis. Misalnya, ketika para orang yang berhasil bertahan hidup dari serangan zombie dikotanya, dihadapkan dengan hiu zombie ditempat penampungan. Selain itu, kemunculan pemeran utama sebagai Akira menambah daya tarik versi live actionnya. Sang aktor mampu menyampaikan kegembiraan yang perlahan berubah menjadi kerentanan, serta kesepian yang terpancar dari mata sang tokoh utama, sebagai Akira. Akira mewujudkan satu persatu dari daftar keinginannya untuk menunjukkan mimpinya dan untuk terhubung dengan orang-orang di sekitarnya, terutama Shizuka dan Kencho. Shizuka bisa melihat bagaimana Akira belajar membuka diri pada orang-orang yang baru dikenalnya. Ini membuatnya terpesona pada sosok tersebut. Adapun dengan Kencho, Akira akhirnya bisa berdamai dan terhubung kembali dengan sahabatnya itu setelah dipisahkan oleh rutinitas orang dewasa. Selain itu, terlihat chemistry antara Akira dan Kencho yang membuat penonton terbahak-bahak dengan tingkah mereka yang konyol. Zom 100: Bucket List of the Dead sepertinya menjadi tontonan layak dinanti apabila ada sekuelnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H