Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Agar Anak Menjadi Kritis dan Kreatif???

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan harus dapat menjadikan anak terampil dalam berpikir, karena untuk melakukan suatu tindakan yang baik dibutuhkan pemikiran yang tepat. Anak perlu dilatih untuk berpikir ke arah yang lebih tinggi. Berpikir ke arah yang lebih tinggi dapat menuntun anak agar menjadi anak yang kritis dan kreatif.

Berpikir kritis adalah sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, manganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain. Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain. Dari berbagai pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa berpikir kritis adalah sebuah proses yang dilakukan secara sistematis untuk mengevaluasi keyakinan, pendapat sendiri, dan pendapat orang lain sehingga mencapai pemahaman yang mendalam.

Berpikir kritis tidak hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki tingkat IQ yang tinggi, melainkan dapat dilakukan oleh setiap orang. Anak yang kritis tidak hanya menerima informasi apa adanya terbatas pada apa yang ia dengar dan apa yang ia lihat. Dari situ lah anak akan mengajukan pertanyaan. Anak yang kritis akan menanyakan apa saja yang ingin ia ketahui. Bagi orang tua hal ini mungkin akan terasa menjemukan, namun orang tua tidak boleh merasa bosan dengan berbagai pertanyaan yana muncul dari anak, tetapi jawablah pertanyaan mereka sesuai dengan kemampuan berpikirnya, karena hal ini dapat meningkatkan daya kritisnya. Akan menjadi lebih baik lagi jika dalam memberikan jawaban orang tua juga melibatkan anak untuk mencari jawaban.

Untuk menjadikan anak semakin kritis, orang tua dapat mengajak anak untuk berdialog. Orang tua perlu memberikan stimulus pada anak untuk menanyakan berbagai hal yang ingin anak ketahui dan mencoba mencari jawaban bersama sehingga anak terlibat langsung. Anak yang suka bertanya belum tentu termasuk anak yang kritis jika pertanyaan tersebut hanya pertanyaan berulang bukan pertanyaan yang mendalam.Anak yang kritis akan memerlukan penjelasan yang mendalam. Orang tua tidak boleh membatasi rasa ingin tahu anak karena ini dapat menjadi penghalang untuk anak menjadi kritis.

Kreativitas merupakan suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Opini lama mengatakan bahwa kreatif merupakan suatu bawaan sejak lahir pada diri manusia. Tidak ada yang bisa dilakukan untuk membuat orang menjadi kreatif. Sekarang tidaklah seperti dulu, kini muncul kesadaran bahwa setiap orang kreatif karena setiap orang memilki kapasitas untuk berpikir dan berimajinasi agar menciptakan sesuatu yang baru.

Orang yang cerdas belum tentu kreatif, tetapi kecerdasan dapat mempengaruhi tingkat kreativitasnya. Kreativitas menggunakan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya dan terpengaruh oleh intelektual seseorang.

Untuk menjadikan anak agar kreatif, perlu ditemukan terlebih dahulu potensi apa yang ada pada diri anak, karena kreatif bergantung pada kemampuan basicnya. Minat pada anak dapat dijadikan sebagai suatu cara untuk menemukan potensi kreativitas. Minat tersebut dikembangkan secara bebas namun tetap terarah.

Diketahui bahwa setiap anak memiliki potensi untuk menjadi kreatif walaupun tingkatannya berbeda-beda. Agar kreativitas dapat berkembang secara optimal diperlukan kesempatan dan rangsangan dari lingkungan yang mendukung. Kreativitas tidak akan muncul tanpa pengetahuan. Anak yang kaya akan pengetahuan akan mempermudah untuk menciptakan produk kreatif. Motivasi dari orang terdekatnyajuga diperlukan. Motivasi akan memberikan semangat untuk selalu menciptakan hasil yang lebih baik. Sikap orang tua pada anak tidak boleh terlalu protektif, perlu memberikan kebebasan untuk mengeksplorasi apa yang ada pada pikiran dan imajinasi anak.

Anak yang kritis dan kreatif akan lebih mudah dalam mengahadapi tantangan dan menyelesaikan masalah. Masalah akan ditangani dengan tepat melalui pemikiran yang kritis dan menggunakan cara atau ide yang kreatif. Kreatif tidak hanya berupa sesuatu yang konkret, tetapi bisa juga bersifat abstrak. Anak yang kritis dan kreatif akan menjadi seorang yang problem solver.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline