Lihat ke Halaman Asli

Nur Laila Sofiatun

Guru dan Penulis

Harimau Jadi-jadian yang Menyeramkan

Diperbarui: 7 Desember 2023   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi harimau jadi-jadian bermata merah (sumber: lindaschneider6.blogspot.com)

Jika berbicara tentang hal mistik, mungkin desaku termasuk ke dalam desa yang banyak menyimpan hal mistik. Hal ini tak lain dan tak bukan karena di desaku masih banyak ditemui hal-hal mistik.

Salah satu cerita mistik yang pernah terjadi adalah cerita tentang harimau jadi-jadian. Cerita ini terjadi saat aku masih berada di bangku sekolah dasar sekitar tahun 2003.

Aku tinggal di sebuah desa di kecamatan Rakit kabupaten Banjarnegara. Desaku terletak di ujung barat kabupaten Banjarnegara tepat berbatasan dengan kabupaten Putbalingga. Jika ingin pergi ke pusat kabupaten diperlukan waktu kurang lebih 45 menit menggunakan kendaraan bermotor.

Saat kejadian ini berlangsung desa tempat aku tinggal merupakan daerah yang sangat sepi jika malam sudah datang. Apalagi jika jamaah isya sudah dilaksanakan di langgar-langgar. Selepas isya para orang tua sibuk bercengkerama di rumah masing-masing, sedangkan anak-anak sibuk dengan pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan.

Malam yang sangat sepi ini tak lain dan tak bukan dikarenakan gelapnya area perkampungan. Hal ini dikarenakan hampir tidak ada penerangan yang ada di jalan. Bahkan jarang ditemui rumah yang memasang lampu di halaman rumahnya. Lampu hanya digunakan di bagian dalam rumah, itu saja lampu bohlam yang cahayanya berwarna kuning kemerahan.

Bagaimana tidak, listrik masih terbilang mewah saat itu. Untuk 1 sikring (meteran listrik) biasanya digunakan untuk 1 sampai 2 rumah. Maka tak heran jika jarang rumah yang memasang lampu penerangan di halaman rumahnya.

Selain itu rumah-rumah dibangun menggerombol dan antar gerombolan diselingi kebun-kebun, terutama kebun kopi. Bisa dibayangkan bagaimana gelap, sepi, dan heningnya desaku saat itu.

Selain suasana malam yang gelap dan hening, kemistikan di desaku ini disebabkan masih ada beberapa orang yang mempunyai alat pusaka dan ilmu kanuragan kejawen. Bahkan, praktek perdukunan masih laris manis di sini. Keris yang butuh sajen untuk perawatannya pun masih dijumpai di beberapa rumah.

Salah satu praktek perdukunan yang laris saat itu berada tak jauh dari rumahku. Kebanyakan orang yang datang adalah mereka yang memiliki sakit, minta jodoh, jimat laris untuk jualan atau sekadar ilmu kanuragan yang dapat menjadikannya lebih kuat.

Suatu ketika datang seorang pemuda dari daerah Sumatera ke dukun tersebut. Ia bermasuk belajar ilmu kanuragan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline