Siapa di antara kalian biasanya meminum jamu untuk mengobati penyakit tertentu atau sekadar menjaga kesehatan? Bagi masyarakat yang tinggal di desa, terutama daerah Jawa jamu adalah obat tradisional yang biasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari untuk khasiat pengobatan, pencegahan, maupun penjaga kebugaran.
Saya sendiri merupakan pengkonsumsi jamu yang menyakini akan khasiat yang dimilikinya. Meskipun saya memiliki badan yang sehat dan jarang terserang penyakit panas, batuk dan pilek, akan tetapi layaknya orang bergolongan darah A lainnya, saya sering memiliki masalah dengan perut. Tak jarang dulu ketika masih bangku taman kanak-kanak saya sering mengalami sakit perut yang mengakibatkan harus izin tidak sekolah.
Memori yang selalu saya ingat saat sakit perut adalah minuman kuning pekat yang dibuatkan oleh Ibu kala itu. Tak lupa jari-jari Ibu yang berwarna kuning ikut memenuhi memori kenangan yang ada di kepala saya. Minuman kuning pekat tersebut tak lain dan tak bukan adalah jamu kunyit yang dibuat langsung oleh Ibu. Dengan cara diparut, kemudian disaring menggunakan kain dicampur dengan air dan gula merah adalah jamu kunyit khas yang dibuatkan Ibu untuk mengobati sakit perut. Alhasil, lantaran jamu tersebut sakit perut pun akhirnya bisa disembuhkan.
Jamu kunyit yang biasa saya minum adalah salah satu jamu yang jadi andalan Ibu-ibu. Selain jamu kunyit masih banyak sekali jamu yang ada di Indonesia. Sebagian resep sudah digunakan oleh perusahaan-perusahan besar dan sebagian lagi masih menjadi ramuan yang diwariskan dari mulut ke mulut Ibu-ibu di desa.
Tahukah kalian bagaimana jamu mulai digunakan?
Sejarah Jamu
Jamu sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, diduga berasal dari Kerajaan Mataram. Ilustrasi yang berhubungan dengan proses pembuatan jamu terdapat di berbagai situs sejarah, seperti situs arkeologi Liyangan di lereng Gunung Sindoro dan di relief beberapa candi seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Brambang. Selain itu, terdapat Prasasti Madhawapura dari periode Kerajaan Majapahit yang menyebutkan Acaraki sebagai nama lain dari profesi khusus peracik jamu.
Terdapat pula teori yang mengatakan bahwa Jamu merupakan singkatan dari gabungan dua kata yaitu Jawa dan ngramu (meracik). Secara sederhana berarti ramuan atau racikan yang diramu oleh orang Jawa. Jamu sendiri identik dengan wanita menggunakan pakaian kebaya dan jarik dengan gendongan di punggungnya.
Serba-serbi Jamu
Jamu sendiri berebntuk cairan yang biasanya diminum. Bahan utama dari jamu adalah bagian dari tanaman yang mengandung khasiat kesehatan atau penyembuhan. Baik itu akar atau umbi-umbian, batang, daun, buah maupun bijinya. Jamu biasanya dibuat dengan cara ditumbuk, baik itu masih dalam keadaan bahan baku yang masih segar maupun setelah dikeringkan.