Hari ini adalah hari kedua aku mengikuti perkuliahan pendidikan profesi guru pra jabatan (PPG Prajab) di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Tiga mata kuliah aku pelajari bersama dengan para dosen ahli.
Salah satu mata kuliah (makul) yang aku pelajari adalah Computational Thinking dan Penerapannya. Makul ini diampu oleh Prof. Rernat Wahyu Hardyanto, Dosen fisika komputasi saat S-1 dulu. Beliau adalah salah satu dosen alumni Jerman yang mengembangkan sistem akademik terpadu (sikadu), sebuah program pengintegrasian akademik di UNNES berbasis internet.
Maka, saat membaca namanya kupikir makul ini akan mempelajari tentang komputasi dan pengkodingan. Akan tetapi, ternyata makul ini bukanlah mempelajari soal komputasi seperti makul fisika komputasi saat kuliah S-1.
Lalu, apa itu Computational Thinking?
Computational Thinking (CT) yang diartikan dengan istilah pemikiran komputasi oleh Wing pada tahun 2006 dinyatakan sebagai salah satu kecakapan hidup sehari-hari yang dibutuhkan setiap orang, dan bukan hanya keterampilan pemrograman yang hanya digunakan oleh para ilmuwan komputer.
Dalam hal ini CT memiliki empat keterampilan operasional yaitu menyederhanakan, menanamkan, mengubah, dan menyimulasikan.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa CT bukanlah pelajaran tentang bagaimana cara membuat program komputer, akan tetapi CT merupakan pelajaran tentang bagaimana berpikir seperti para pemogram sebelum membuat pemograman di komputer.
Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa aplikasi dari pembelajaran CT yang pernah dilakukan sebagian besar berpusat pada pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berorientasi masalah, pembelajaran kooperatif, dan pembelajaran berbasis permainan.
Beberapa contoh strategi pembelajaran yang pernah dilakukan untuk mengembangkan CT peserta didik antara lain problem-based learning (PBL), collaborative learning (teamwork), game-based learning, dan problem solving sistem.
Kunci Konsep CT
CT sendiri memilik empat kunci Konsep di dalamnya. Kunci tersebut adalah: